“Kami pasang target lolos semifinal,” sebut Pendiri sekaligus pemain depan PERADI FC, Jamaslin James Purba, kepada Hukumonline, Rabu (11/5).
Meskipun memasang target tinggi hingga semifinal, namun James mengakui bahwa targe realistis PERADI FC adalah lolos ke babak kedua. Jika target realistis ini terpenuhi, James optimis PERADI FC bisa melangkah ke babak delapan besar.
“Babak kedua tinggal 16 tim (dari total 32 tim, RED) dan kalo bisa lolos di sistem gugur di 16 besar, sudah bagus alias masuk delapan besar,” papar James.
Keyakinan James didasarkan pada kiprah PERADI FC di ajang Piala Asia di Thailand, setahun silam. Kala itu, PERADI FC berhasil menduduki peringkat 8 dari total 12 tim. Padahal, seperti halnya Mundi Avocat, PERADI FC baru pertama kali berpartisipasi dalam Piala Asia.
Untuk diketahui, dalam Mundi Avocat edisi ke-18 ini terdapat empat kategori turnamen. Pertama, Mundiavocat Classic yakni turnamen tanpa batasan umur dengan jumlah pemain 11 orang berdurasi 2 x 35 menit. Kedua, Mundiavocat Master yakni turnamen dengan batasan umur 35 tahun ke atas dengan jumlah pemain 11 orang berdurasi 2 x 30 menit.
Ketiga, Mundiavocat Legend yakni turnamen dengan batasan umur 45 tahun ke atas dengan jumlah pemain 11 orang berdurasi 2 x 30 menit. Keempat, Mundiavocat Five yakni turnamen tanpa batasan umur dengan jumlah pemain 5 orang berdurasi 2 x 20 menit dan 2 x 30 menit.
Awalnya, kata Kapten PERADI FC Misbach Gasma, PERADI FC sebenarnya berniat ingin mengikuti kategori Master. Namun, niat itu berubah setelah melihat potensi pemain. Menurut Misbach, secara umum potensi pemain PERADI FC usia 35 tahun ke atas justru kurang. Sebaliknya, beberapa pemain muda yang baru bergabung justru menunjukkan kualitas yang mumpuni.
“Ada beberapa teman yang di bawah 35 tahun malah bagus-bagus mainnya. Makanya, kita memutuskan ambil yang kategori Classic,” ujar Misbach saat berkunjung ke kantor Hukumonline, beberapa waktu lalu.
Memiliki materi pemain baru yang cukup mumpuni, namun PERADI FC bukannya nihil kendala. Dikatakan Misbach, salah satu kendala itu adalah sulitnya menyatukan para pemain PERADI FC yang pada dasarnya memiliki kesibukan masing-masing terkait pekerjaan.
“Kita coba mencari tempat latihan yang kira-kira memungkinkan bisa datang semuanya. Itu juga masih susah, kita latihan selalu malam sehingga memungkinkan untuk datang,” tutur Misbach.