Beberapa waktu lalu, hukumonline menggelar survei ‘kecil-kecilan’ di dua kampus hukum ternama di Jabodetabek, yakni Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Fakultas Hukum Universitas Pelita Harapan. Survei tersebut mengenai minat mahasiswa hukum setelah mereka lulus. Salah satu pertanyaan yang diangkat adalah pilihan profesi. Hasilnya, tidak terlalu mengejutkan, mayoritas memilih profesi pengacara.
Masih terkait, pertanyaan survei berikutnya adalah apa yang diharapkan dari profesi pilihan tersebut. Sekali lagi, jawaban mayoritas atas pertanyaan ini mudah ditebak, yakni materi atau konkretnya uang. Sulit dibantah, profesi pengacara memang sangat menggiurkan bagi mahasiswa hukum karena faktor uang. Menjadi seorang pengacara identik dengan orang sukses yang bergelimang rupiah atau bahkan dollar.
Di Amerika Serikat (AS), kondisinya ternyata kurang lebih sama. Pengacara memang termasuk profesi berkocek tebal. Berdasarkan data statistik tahun 2011 yang dilansir Bureau of Labor Statistics atau Biro Statistik Ketenagakerjaan (BLS), profesi pengacara menduduki peringkat lima untuk kategori profesi dengan bayaran tertinggi.
Untuk diketahui, BLS adalah salah satu unit dari Departemen Ketenagakerjaan di AS yang tugasnya mengukur aktivitas pasar ketenagakerjaan, situasi kerja dan fluktuasi harga. Berdiri sejak tahun 1884, BLS awalnya menjadi bagian dari Departemen Dalam Negeri. Lalu pada periode 1888, BLS menjadi institusi independen. Namun, pada tahun 1903, BLS kembali bergabung dengan departemen, kali ini Departemen Ketenagakerjaan dan Perdagangan –sebelum akhirnya menjadi Departemen Ketenagakerjaan-.
Data BLS menyebutkan bahwa rata-rata pengacara berpenghasilan AS$130.490 per tahun atau setara dengan Rp1.227.910.900 (kurs AS$1=Rp9.410). Namun, penghasilan pengacara masih kalah banyak dari empat profesi yang berada di peringkat atas yakni insinyur perminyakan, chief executive officer, dokter gigi/orthodontist, dan dokter/ahli bedah.
Profesi | Penghasilan (AS$, per tahun) |
Dokter/ahli bedah | 168,650-234,950 |
Dokter gigi/orthodontist | 161,750-204,670 |
Chief executive officer | 176,550 |
Insinyur perminyakan | 138,980 |
Pengacara | 130,490 |
Sumber: Data BLS, 2011
Dijelaskan dalam data BLS, profesi pengacara yang dimaksud adalah pengacara yang mewakili klien untuk perkara pidana dan perdata maupun jenis proses hukum lainnya, menyusun dokumen hukum, dan memberi nasihat hukum terkait transaksi.
Lebih detail, data BLS menyebutkan bahwa pengacara yang bekerja di sektor swasta mendapatkan pemasukan uang yang lebih banyak ketimbang pengacara yang bekerja di sektor publik. Pengacara di sektor swasta berpenghasilan AS$137,170, sedangkan pengacara di sektor publik berkisar AS$81,960-129,430.
Data BLS sebenarnya juga meliputi sejumlah profesi lain di sektor hukum. Mulai dari petugas pengadilan, hakim, reporter pengadilan, paralegal/asisten pengacara, arbiter/mediator, staf pendukung dll, dan petugas penilai (appraisal) terkait asuransi dan properti.
Dari daftar profesi di sektor hukum tersebut, pengacara menempati peringkat teratas untuk kategori pendapatan per tahun. Peringkat dua dan seterusnya berturut-turut adalah hakim (AS$110,940); hakim administratif, petugas penyelesai sengketa di instansi (AS$88,340); arbiter, mediator, konsiliator (AS$75,550); staf pendukung dll (AS$60,070); reporter pengadilan (AS$53,710); paralegal, asisten pengacara (AS$49,960); petugas pengadilan (AS$46,670); petugas penilai di bidang properti dan asuransi (AS$44,850).
Sumber:
www.abajournal.com
www.bottomline.msnbc.msn.com