Sementara itu, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo menilai agar para pihak menahan diri terkait penembakan terhadap Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat yang dilakukan Bharada E. Dia meminta publik menyerahkan sepenuhnya terhadap langkah Polri dengan membentuk tim khusus investigasi.
“Percayakanlah kepada polisi dan jajarannya yang sedang bekerja, kita dukung Kapolri yang telah membentuk tim khusus dengan melibatkan Kompolnas dan Komnas HAM untuk membuat terang kasus ini,” kata dia.
Meski prihatin atas insiden tersebut, tapi Presiden Joko Widodo memberi perhatian agar meminta proses hukum dilakukan secara tegas terkait penembakan antar anggota polisi di rumah dinas Kadiv Propam, Jumat (8/7/2022) pekan lalu. Menurutnya, publik menanti kejelasan peristiwa tersebut secara runut.
“Kita sabar menunggu informasi periodik yang akan disampaikan oleh Polri,” ujar politisi Partai Golkar itu.
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Prof Suparji Ahmad berpandangan masyarakat tak perlu berspekulasi atas peristiwa baku tembak antar anggota kepolisian di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo. Masyarakat ada baiknya menyerahkan sepenuhnya kepada penegak hukum agar dapat bekerja dengan maksimal dan membuat terang benderang perkara, sehingga keluarga korban dan pelaku mendapat keadilan.
“Masyarakat sebaiknya menahan diri dan tidak berspekulasi soal peristiwa nahas itu, percayakan kepada penegak hukum. Hal ini juga sebagai bentuk empati terhadap korban yang sudah meninggal,” kata dia.
Dia menyarankan seluruh tahapan penyelidikan dan penyidikan harus dipaparkan ke publik agar tidak menimbulkan pertanyaan di masyarakat. Direktur Solusi dan Advokasi Institute (SA) itu berharap aparat penegak hukum menjalankan tugas dengan independen. “Adanya keterangan yang berbeda dari berbagai pihak terkait kasus ini harus menjadi petunjuk bagi penyidik untuk mengungkap fakta sebenarnya,” katanya.