Kabar duka kembali menyelimuti dunia penerbangan Indonesia. Pesawat dari maskapai Sriwijaya Air SJ182 jatuh di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, pada Sabtu 9 Januari 2021 siang.
Pesawat tersebut hilang kontak sesaat setelah lepas landas. Pesawat jenis Boeing 737-500 dengan kode registrasi PK-CLC itu diketahui membawa 50 penumpang dan 12 awak.
Tim penyelam dari unsur TNI AL dan unsur lainnya mulai mencari keberadaan sisa-sisa dari pesawat yang rencananya menuju ke Pontianak dari Bandara Soekarno-Hatta tersebut. Sejumlah serpihan diperoleh dari hasil pencarian dan dikumpulkan di kapal-kapal besar yang berjaga di sekitar lokasi operasi pencarian.
Pantauan Hukumonline, kapal-kapal besar tersebut membawa serpihan yang ditemukan untuk dibawa ke posko SAR Terpadu JICT 2, Senin (11/1). Sejumlah puing mulai pecahan badan pesawat, ban, kabel-kabel, tangga darurat pesawat, mesin turbin pesawat hingga pakaian yang diduga milik penumpang mulai dikumpulkan oleh petugas.
Selanjutnya, temuan serpihan dan puing tersebut akan ditindaklanjuti oleh tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Bukan hanya serpihan badan pesawat, tim juga menemukan bagian tubuh penumpang dan langsung diserahkan kepada tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri untuk diidentifikasi lebih lanjut.
"Pada pencarian dan pertolongan hari ketiga, ini adalah penyerahan barang bukti atau obyek pencarian pertama yang kita terima siang ini,” ujar Kepala Bagian Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman, Senin (11/1).
Di sisi lain Ketua Sub Komite IK Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengatakan, pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu kemungkinan pecah saat menabrak perairan berdasarkan puing-puing yang ditemukan sejauh ini.