Pemerintah Optimis Konversi BBM-BBG Sesuai Perpres
Utama

Pemerintah Optimis Konversi BBM-BBG Sesuai Perpres

Ditargetkan konversi BBM ke BBG rampung sebelum 2013 berakhir.

CR15
Bacaan 2 Menit
Kementerian ESDM optimis konversi BBM ke BBG sesuai Perpres. Foto: SGP
Kementerian ESDM optimis konversi BBM ke BBG sesuai Perpres. Foto: SGP

Pemerintah optimistis program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) yang telah ditetapkan sebagai prioritas nasional akan rampung tahun ini. Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Edy Hermantoro, yakin konversi akan selesai sebelum tahun 2013 berakhir.

"Ini akan dilakukan secara masif. Kita harapkan konversi sukses di 2013. Penyerahan Desember ini," kata Edy dalam temu pers di Jakarta.

Perpres No. 64 Tahun 2012 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Penetapan Harga Bahan Bakar Gas Untuk Transportasi Jalan mengatur bahwa sepanjang tahun 2012-2013 pemerintah menugaskan PT Pertamina (Persero) menyediakan dan mendistribusikan bahan bakar gas jenis CNG. Dana penugasan ditetapkan bersumber dari APBN.

Selain mengalokasikan dana penugasan penyediaan CNG, APBN juga telah menetapkan dana konversi BBG sebesar Rp800 miliar. Anggaran tersebut terbagi untuk pembangunan pipa sepanjang 22,2 km senilai Rp473 miliar dan pembanguan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) sebesar Rp327 miliar.

Rencananya, ada tujuh SPBG yang akan dibangun di Jabodetabek dengan anggaran sebesar Rp127 miliar, serta empat di Kalimantan senilai Rp200 miliar yang terdiri atas dua di Samarinda dan dua di Balikpapan. Saat ini, telah ada sebelas SPBG yang beroperasi di Jabodetabek dan empat di Balikpapan.

Ketua Asosiasi Pengusaha CNG, Herry Putranto, menyatakan dukungannya terhadap upaya pemerintah mencapai target konversi BBG. Ia mengatakan, dirinya bersama pengusaha CNG lain siap untuk berinvestasi membangun SPBG. “Pemerintah harus serius untuk menjadikan gas sebagai bahan bakar utama moda transportasi. Kita siap dukung,” ujarnya.

Amanat lain dari Perpres No. 64 Tahun 2012 untuk merelasikan konversi ke BBG adalah pengadaan konverter kit. Pasal 9 ayat (1) menyerukan pemerintah untuk membagikan konverter kit dan membantu pemasangannya. Bantuan tersebut cukup diberikan satu kali secara gratis.

“Kita mulai bagikan konverter kit kepada nelayan dulu, karena itu kalangan yang paling terkena dampak kenaikan BBM,” jelas Edy.

Pemerintah telah membagikan 200 konverter kit kepada nelayan di Tanjung Jabung Barat, Jambi dan akan segera membagikan 300 konverter kit bagi nelayan di Pacitan, Jawa Timur. Targetnya, nanti akan ada empat ribu unit konverter kit ditambah seribu unit konverter kit hasil konversi BBM ke BBG yang dibagikan kepada nelayan di seluruh Indonesia. Selain itu, diharapkan ada tambahan dari Kementerian Perindustrian sebesar 10 ribu unit. Di luar jumlah itu, pemerintah membuka peluang bagi swasta untuk melaksanakan.

Selain untuk nelayan, pemerintah juga akan membagikan2000 konverter kit secara gratis untuk mobil dinas pemerintah. Dari total konverter kit yang dibagikan, 1.250 unit di antaranya diperuntukkan gas terkompresi (CNG) sedangkan sisanya untuk gas cair (LGV).

Dalam pembagian konverter kit untuk mobil dinas, pemerintah menunjuk PT Nusantara Turbin dan Propulsi, anak perusahaan PT Dirgantara sebagai pemenang tender untuk menangani kebutuhan konverter. Sedangkan untuk memasang konverter ke mobil-mobil dinas yang berada di Jakarta dan sekitarnya, pemerintah menunjuk bengkel Autogas di wilayah Bumi Serpong Damai.

"Saat ini sudah 137 konverter kita yang terpasang di mobil dinas di Jakarta. Siapa yang duluan datang ke bengkel, akan dipasang. Sebanyak 2.000 unit itu sudah siap dipasang," ujar Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Umi Asngadah.

Tags:

Berita Terkait