Pemerintah Diminta Waspadai Kenaikan Harga Minyak Dunia
Berita

Pemerintah Diminta Waspadai Kenaikan Harga Minyak Dunia

BI berharap penyaluran BBM bersubsidi tidak melampaui kuota yang telah ditetapkan.

FAT
Bacaan 2 Menit
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. Foto: SGP
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. Foto: SGP
Pemerintah diminta mewaspadai kemungkinan kenaikan harga minyak dunia yang dapat terjadi ke depannya. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, ancaman kenaikan harga minyak ini dapat terjadi lantaran adanya gejolak geopolitik di Irak yang terjadi belakangan ini.

"Memang suasana di Irak itu menarik perhatian dan kita perlu mewaspadai kondisi itu," ujar Agus di Gedung BI di Jakarta, Jumat (20/6).

Secara umum, lanjut Agus, kondisi fiskal Indonesia sudah lebih baik dari sebelumnya. Hal tersebut tercermin dari lebih besar angka defisit yang ditetapkan di APBNP 2014, yakni 2,4 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Angka defisit ini lebih besar dari perkiraan sebelumnya yang hanya 1,69 persen dari PDB.

"Indonesia sudah mempunyai APBN-Perubahan 2014 dan defisitnya 2,4 persen," kata Agus.

Menurutnya, jika kondisi geopolitik di Irak memicu kenaikan harga minyak dunia, maka hal tersebut dapat berdampak pada tekanan fiskal Indonesia. Bahkan, kondisi tersebut juga bisa meningkatkan defisit neraca perdagangan Indonesia. Terlebih lagi, pada medio Januari-April 2014, BI melihat neraca perdagangan Indonesia defisit.

"Secara umum kondisi yang terjadi pada Januari-April 2014 neraca perdagangan kita defisit. Pada Mei, Bank Indonesia memperkirakan kondisi (neraca perdagangan) menjadi lebih baik. Kami berharap surplus," tutur Agus.

Selain waspada, Agus mengatakan, pemerintah harus menjaga angka penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tidak melampaui kuota yang telah ditetapkan yakni sebesar 46 juta kilo liter. Sebagaimana diketahui, asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada APBNP 2014 senilai AS$105 per barel.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, kondisi geopolitik yang terjadi di Irak hanya bersifat sementara sehingga tak terlalu mempengaruhi harga minyak dunia. Ia meyakini, hingga akhir tahun ini indonesia Crude Price (ICP) sekitar AS$105 per barel.

"Ya saya tau, tapi nanti sampai akhir tahun rata-ratanya 105 dolar, karena soal geopolitiknya selalu temporer," ujar Chatib di Komplek Parlemen, Rabu (18/6).

Atas dasar itu, angka nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga akhir tahun akan sesuai asumsi pemerintah di APBN 2014, yakni sekitar Rp11.600 per dolar AS. "Karena ini temporer. Efek dari geopolitik itu selalu overshot kemudian dia balik lagi. Biarin saja," katanya.

Pembahasan RAPBNP 2014 antara pemerintah dan DPR beberapa hari lalu itu sempat berjalan alot khususnya mengenai pasal subsidi. Mengenai hal ini, pemerintah bersikukuh ayat yang membolehkan dilakukannya penambahan kuota subsidi BBM tetap ada. Sedangkan DPR bersikap sebaliknya. Alhasil, pembahasan disepakati usulan dewan bahwa ayat penambahan kuota BBM bersubsidi dihapuskan.
Tags: