“Sebetulnya di Pulau Jawa sekarang over-supply. Hanya saja sebagian besar pembangkit ada di Timur, sedangkan beban ada di Barat,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan bahwa saat ini barrier to entry bagi IPP (Independent Power Producer) sangat tinggi sehingga menyulitkan investor padahal bisa mengurangi beban Pemerintah, demikian juga banyaknya keluhan sulitnya producer masuk ke Sistem Jaringan PLN walau dari sumber energi terbarukan seperti sampah (PLTS).
Menjadi pembelajaran bahwa Sektor Strategis seperti Telekomunikasi, Transportasi Publik dan Sistem Pembayaran serta Jasa Keuangan harus dijadikan prioritas dalam Sistem Kelistrikan Nasional, serta memiliki Sistem Catu Daya Cadangan yang memadai, sehingga mengurangi dampak ekonomi yang lebih besar dan luas.
PLN juga harus membuat rangkaian algoritma untuk mengenali semua skenario yang memungkinkan kegagalan operasi skala besar seperti Minggu 4 Agustus 2019 kemarin dan membuat rencana kontigensi yang lebih andal.
"Kejadian pemadaman listrik harus menjadi pembelajaran bagi Pemerintah dan pelaku usaha, khususnya PLN dan juga masyarakat. Pemerintah perlu mengkaji ulang strategi ketahanan energi nasional kita yang tampak masih rapuh," pungkasnya