Pebisnis Wanita yang Sukses Kelola Firma Hukum Korporasi
Sejarah Kantor Advokat Indonesia:

Pebisnis Wanita yang Sukses Kelola Firma Hukum Korporasi

Dua wanita ini sukses sebagai pengusaha di berbagai bidang mulai dari bisnis kecantikan, obat-obatan, seni, hingga pendidikan. Keduanya, tetap komitmen mengelola dan mengurusi bisnis jasa hukum melalui kantor hukumnya masing-masing.

Aida Mardatillah
Bacaan 2 Menit

 

Bantuan dana sebesar Rp50 juta dari seorang pengusaha pun semakin memantapkan Winita untuk mendirikan kantor hukumnya sendiri. Akhirnya, ia harus menolak tawaran dari Bang Buyung. Kantor hukum tersebut resmi berdiri dengan nama Kusnandar & Co pada pada 1980. Dibantu oleh seorang asisten pengacara, sekretaris, seorang yang mengurus keuangan, dan seorang office boy, ia mulai membangun kantor hukumnya itu mulai dari nol.

 

Dalam dunia bisnis, Winita berhasil mendirikan banyak perusahaan. Mengutip buku 10 Pengusaha Yang Sukses Membangun Bisnis dari 0 (Sudarmadi. Penerbit Gramedia : Jakarta, 2007), sosok Winita dikenal sebagai enterprenuer wanita, khususnya di bidang jasa hukum, dengan memiliki sekitar 100 perusahaan klien yang kebanyakan perusahaan asing. Sukses bisnis jasa bantuan hukum, ia juga mengembangkan bisnis-bisnis lain yang didirikannya sendiri atau bersama suaminya.

 

Ia mengibarkan bendera corporate trust, perusahaan bidang jasa konsultan perpajakan, keuangan, dan manajemen serta IP Force, bergerak di bidang konsultan dan pendaftaran hak cipta. Lalu, Winita juga mendirikan Galeri Seni bernama Herwino Art Gallery; Fashion; Roemah Batik; Boga Resto Bakery; Resto Burger; Salon bernama Chrisma Best Cut Salon; di bidang kesehatan seperti klinik bersalin; dan klinik kesehatan umum Alita.

 

Kepeduliannya pada pendidikan mendorong Winita mendirikan sekolah kelas regular maupun kelas untuk anak autis. Dan juga klinik untuk anak berkebutuhan khusus (brain-based learning) yang berafiliasi dengan International Alliance for Learning (IAL) di Amerika Serikat. Winita pun mengelola lembaga pendidikan di bilangan Bintaro, yakni United Kindergarten (pra sekolah) dan sekolah tunas Indonesia.

 

Bisnis tersebut, belum termasuk bisnis yang dibangun bersama suami tercinta, Heru Setiawan, seperti perusahaan furniture yang mempekerjakan ratusan pekerja di Bekasi, Karayan Furniture; Bisnis tour & travel dengan nama Paragon Tour & Travel. Hotel yang dikelolanya juga terdapat di Menteng. Paragon hotel sebagai boutique hotel. Ia juga membangun komplek perumahaan di Semarang, Mega Residence.

 

Perusahaan lainnya ia dirikan bersama suaminya yang memang seorang Diploma engineering dari Technical University, Berlin, Jerman. Suaminya yang memiliki pengalaman karier luas di bidang real estat/developer memadukan jasa arsitek dan developer. “Belakangan saya ikut terlibat karena suka akan estetikanya saja,” kata Winita dalam bukunya itu.  

 

Winita mengaku meski bisnisnya telah merambah ke berbagai bidang, tak berarti usaha yang dilalui mulus tanpa rintangan. Meski begitu, hingga kini, Winita tetap berbisnis jasa layanan hukum dengan terus mengembangkan dan mengelola law firm-nya dengan baik. Baginya, selama ini yang menjadi panutan dalam pengelolaan kantor advokatnya yakni kantor hukum Mochtar Karuwin Komar (MKK).

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait