Panitia Janjikan PPAKH yang Berbeda
PPAKH 2013:

Panitia Janjikan PPAKH yang Berbeda

HPRP selaku panitia penyelenggara berjanji akan tetap objektif, meskipun memasang target juara umum.

RZK/M-14
Bacaan 2 Menit
Panitia Janjikan PPAKH yang Berbeda
Hukumonline

Ajang tahunan Pertandingan Persahabatan Antar Konsultan Hukum (PPAKH) kembali digelar. Tahun 2013 ini, PPAKH memasuki edisi yang ke-19. Sesuai tradisi, tongkat estafet panitia penyelenggara pun berpindah dari Assegaf, Hamzah and Partners (AHP) ke Hanafiah Ponggawa and Partners (HPRP). Selaku panitia, HPRP menjanjikan PPAKH kali ini akan berbeda dan lebih seru.

Uniknya, panitia penyelenggara tahun ini juga berstatus sebagai juara umum bertahan. Sesaat setelah dinobatkan sebagai juara umum PPAKH XVIII, perwakilan HPRP sesumbar ingin kembali menjadi juara umum. Namun, kondisi tahun ini tentunya sedikit berbeda dengan tahun lalu, HPRP harus berbagi konsentrasi antara target prestasi dan target penyelenggaraan.

Kepada hukumonline, Kamis (22/8), Ketua Panitia Penyelenggara Akbar Bayu Adisono Putro mengatakan Panitia PPAKH 2013 akan memberikan beberapa sentuhan berbeda, terutama pada format pertandingan. “Kita coba bikin tema yang lebih sporty dengan format kompetisi yang juga kita ubah,” ujarnya.

Akbar mencontohkan untuk cabang Futsal, misalnya. Panitia menetapkan format dimana tim futsal lawfirm-lawfirm yang menjadi partisipan akan dikelompokkan menjadi beberapa grup. Konsekuensi dari format ini adalah ‘membengkaknya’ jumlah pertandingan.

“Jadi kita bikin tim, kita bikin grup semacam Piala Dunia kecil atau Piala Eropa, jadi volume pertandingannya juga lebih banyak,” papar Akbar.

Selain format pertandingan, Panitia PPAKH 2013 juga memilih tempat pertandingan yang berbeda untuk beberapa cabang olahraga. Pertandingan sepakbola yang tahun lalu digelar di Gelanggang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro kini dialihkan ke lapangan sepakbola Ragunan, Jakarta Selatan.

Perubahan format dan tempat pertandingan ternyata berpengaruh pada anggaran yang dipersiapkan. Berdasarkan informasi yang diperoleh hukumonline, estimasi biaya untuk PPAKH 2013 ini hampir mencapai angka Rp1 miliar. Akbar sendiri mengakui bahwa biaya penyelenggaran tahun ini lebih besar dari penyelenggaraan PPAKH sebelumnya.

“Untuk pendanaan, setiap tahun peserta kan juga memberikan kontribusinya berupa uang pendaftaran, selain itu kita juga dibantu oleh beberapa sponsor, kemudian dari kantor kita juga kontribusi,” jelas Akbar.

Ketika disinggung objektivitas mengingat statusnya sebagai panitia penyelenggara dan target kembali menjadi juara umum, Akbar menegaskan bahwa HPRP akan bersikap objektif. Untuk memastikan itu, kata Akbar, HPRP memberi garis pemisah yang tegas antara HRPR sebagai tim peserta dengan HPRP sebagai panitia penyelenggara.

“Kita punya tim yang beda, jadi untuk urusan tim dan acara itu beda, tidak campur. Tim diusahakan dengan sangat tetap fair juga, termasuk kita juga,” tukasnya.

Target Tim Lain
Jika HPRP memasang target juara umum untuk PPAKH 2013, lalu bagaimana dengan lawfirm-lawfirm lain yang juga menjadi partisipan? Kepada hukumonline, Ketua Tim AHP M Yusuf Fadlullah Hafidz Nasution mengatakan AHP tidak mau muluk-muluk memasang target. AHP, kata Hafidz, hanya ingin berprestasi lebih baik dari PPAKH sebelumnya.

“Target ya Insya Allah ada sih.Cuma maksudnya, lebih mencoba tetap mempertahankan apa yang sudah kita dapat di berbagai cabang, ya kita sih maunya ditingkatin, tapi tetep nggak mau membuat PPAKH itu lari dari esensinya, toh namanya juga perbandingan persahabatan,” papar Hafidz.

Terkait target yang lebih spesifik, Hafidz mengatakan AHP berharap bisa menembus tiga besar. Target tiga besar ini lebih tinggi dari capaian AHP pada PPAKH 2012, dimana lawfirm yang berkantor di kawasan Mega Kuningan ini menduduki peringkat ke-5 dari total 16 partisipan.

Untuk mencapai target yang dicanangkan, Hafidz mengatakan tim AHP tidak melakukan persiapan khusus. Yang dilakukan, lanjut dia, hanyalah latihan rutin untuk setiap cabangnya, khususnya menjelang PPAKH digelar. Latihan rutin ini, menurut Hafidz, biasanya terkendala dengan kesibukan kerja masing-masing anggota tim.

Kendala yang dihadapi tim AHP ternyata juga dirasakan tim Lubis, Santosa, dan Maramis (LSM). Jihan Sadat A Thahir, Ketua Tim LSM, mengatakan sebagai persiapan menjelang PPAKH, tim LSM berupaya melakukan latihan rutin minimal seminggu sekali. “Kalaulebih dari itu ya lebih bagus, soalnya kan juga harus menyesuaikan jadwal kerja masing-masing lawyer dan staf,” ujarnya.

Ditanya soal target, Jihan menjawab normatif bahwa pada dasarnya setiap tim partisipan PPAKH, termasuk tim LSM, ingin juara. Namun, kata dia, tim LSM tidak terlalu ambisius karena PPAKH pada hakikatnya adalah ajang untuk berinteraksi dengan lawfirm lain. “Yang penting kita having fun di situ, kalau kita menang ya kita bersyukur, tapi kalau LSM sih kita olahraga, sambil fun dan kenal sama kantor-kantor lain.”

Tags:

Berita Terkait