Panduan Utama Menulis di Jurnal Internasional: Jangan Khawatir Tidak Lolos!
Terbaru

Panduan Utama Menulis di Jurnal Internasional: Jangan Khawatir Tidak Lolos!

Penulis tidak perlu khawatir artikel jurnal yang ditulis akan diterbitkan atau tidak.

Willa Wahyuni
Bacaan 3 Menit
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Nandang Sutrisno dalam Coaching Clinic Menembus Jurnal Internasional bagi Dosen FH Universitas Brawijaya, Senin (1/7). Foto: WIL
Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Nandang Sutrisno dalam Coaching Clinic Menembus Jurnal Internasional bagi Dosen FH Universitas Brawijaya, Senin (1/7). Foto: WIL

Tidak ada panduan yang mutlak mengenai tata cara menulis jurnal internasional bereputasi agar bisa dipublikasikan. Pada kenyataannya, ada banyak cara berbeda dan bukan hanya model tertentu saja yang bisa lolos seleksi terbit di jurnal internasional bereputasi.

Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Nandang Sutrisno, mengatakan tidak perlu khawatir bagi seseorang yang baru mulai menulis untuk jurnal internasional bereputasi.

“Tidak perlu khawatir tulisan dimuat atau tidak, dan tidak perlu berasumsi bahwa hanya ada model tunggal yang bisa dimuat di jurnal-jurnal yang bereputasi,” ujarnya dalam Coaching Clinic Menembus Jurnal Internasional bagi Dosen FH Universitas Brawijaya, Senin (1/7/2024).

Baca juga:

Namun, Nandang mengatakan perlu beberapa strategi untuk dapat tembus di jurnal internasional bereputasi. Hal ini karena jurnal internasional bereputasi ini adalah salah satu sarana pencapaian bagi seorang peneliti.

Saat ini menulis jurnal internasional bereputasi merupakan kebutuhan bagi dosen terutama yang ingin mengajukan kenaikan jabatan menuju Guru Besar. Bahkan kini juga menjadi kebutuhan bagi mahasiswa magister dan doktor.

Setiap penulis akan menemukan pengalaman yang berbeda-beda saat mengirim naskahnya ke jurnal ilmiah. Namun, setidaknya dalam perspektif editor, penulis harus memenuhi beberapa hal yang membuat tulisannya berpotensi lolos dipublikasi oleh jurnal internasional bereputasi.

Ada sejumlah pertanyaan yang harus dijawab sendiri terlebih dahulu. Contohnya apakah artikel jurnal yang dikirim memenuhi persyaratan yang diminta, apakah bisa berkontribusi terhadap kualitas dan reputasi jurnal, apakah jurnal dapat berkontribusi terhadap keilmuan dalam bidangnya, apakah jurnal menawarkan novelty, serta apakah jurnal nantinya dapat dikutip oleh banyak sarjana lain dalam bidangnya.

“Artikel ilmiah yang memenuhi harapan editor adalah artikel ilmiah dengan hasil riset berupa beberapa aspek dan problem seperti itu,” lugasnya. Guru Besar ini mengatakan tulisan perlu memenuhi teknis penulisan yang telah disepakati reviewer. Teknis ini mulai dari mengapa jurnal perlu ditulis, metode apa yang digunakan, apa saja hasilnya, apa kebaruannya, apa implikasinya, dan rekomendasi apa untuk penelitian berikutnya.

Penulis yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut diyakini tulisannya akan dipilih oleh jurnal internasional bereputasi. Para editor akan melihat judul dan abstrak. Abstrak yang ditulis harus sudah menjawab apa yang dituliskan di dalam jurnal yang bersangkutan. “Jangan anggap sepele judul dan abstrak. Betul-betul harus eye catching,” lanjutnya.

Untuk bisa memuat aspek itu dengan batas jumlah halaman yang terbatas, penting untuk membuat karya dengan poin-poin yang jelas. Jadi, saat penulisan tidak akan melenceng dari judul dan ide awal.

Saat ini publikasi di jurnal internasional sangat penting untuk karier peneliti dan dosen di Fakultas Hukum di Indonesia. Pasal 4 Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No.20 Tahun 2017 mengharuskan dosen Lektor Kepala dan Profesor untuk mempublikasikan karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional maupun jurnal internasional bereputasi. 

Mahasiswa tingkat akhir juga diwajibkan mempublikasikan skripsi, tesis, atau disertasi dalam bentuk artikel jurnal. Otomatis dosen dan mahasiswa perlu meningkatkan keterampilan dan strategi penulisan serta publikasi artikel ilmiah yang tembus dalam jurnal internasional. Penulisan di jurnal internasional ini memperkuat rekam jejak peneliti dan dosen. Selain itu reputasi akademik dan rekognisi di level global akan semakin mumpuni. 

Tags:

Berita Terkait