Debat kedua calon presiden telah usai. Debat yang dilaksanakan di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2) malam itu mengambil tema energi dan pangan, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup.
Menariknya, debat tersebut hanya dihadiri oleh kedua capres tanpa cawapresnya masing-masing. Meski tanpa cawapres, ruangan debat dipenuhi oleh pendukung masing-masing capres.
Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto mendapat giliran pertama untuk menyampaikan visi misinya terlebih dahulu. Sebelum visi misi disampaikan, Prabowo menyapa lawan debatnya yakni capres nomor urut 01 Joko Widodo.
Sapaan tersebut membuka percakapan panjang kedua calon selama dua jam ke depan. Suasana damai namun tetap terlihat tegang menyelimuti keduanya sepanjang debat berlangsung. Tapi selanjutnya, suasana panas dingin kedua capres mulai terlihat.
Kritikan demi kritikan dilontarkan masing-masing capres ke lawan debatnya. Jokowi misalnya melancarkan kritikan kepada Prabowo mengenai kepemilikan lahan sebesar 220.000 hektar di Kalimantan dan 120.000 hektar di Aceh Tengah.
"Itu benar. Tapi itu HGU (hak guna usaha), itu milik negara," ujar Prabowo. "Setiap saat negara bisa ambil kembali. Kalau untuk negara, saya rela kembalikan itu semua," kata Prabowo.
Namun, Prabowo melanjutkan, lebih baik dirinya yang mengelola lahan tersebut ketimbang harus dikelola oleh asing. "Tapi daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola karena saya nasionalis dan patriot," tegas Prabowo.
Dalam debat, kedua capres dipersilakan untuk saling mengkritik dan bertanya terkait tema yang diangkat. Pada sesi tanggapan, Prabowo menuding Jokowi grusa-grusu karena banyak proyek tidak efisien. Dia menyinggung LRT hingga Bandara Kertajati. "Ini yang jadi masalah," kata Prabowo.
Jokowi menyanggah kritikan Prabowo tersebut. Menurut Jokowi, proyek-proyek tersebut dilakukan sudah melalui kajian yang komprehensif. "Kalau Pak Prabowo sampaikan tanpa feasibility, salah besar," tegas Jokowi.
Jokowi mendapat pernyataan di bidang infrastruktur tentang konektivitas. Dia bicara soal program infrastruktur selama 4 tahun, mulai dari pembangunan jalan hingga pelabuhan dan airport. Menurutnya, dengan program itu maka berbagai daerah jadi tersambung.
"Saya akan konsisten membangun infrastruktur sehingga betul konektivitas tersambung," ucap Jokowi.
Prabowo menilai, isu infrastruktur, energi, pangan, lingkungan hidup, dan sumber daya alam adalah inti masalah di negara ini. Dia memaparkan visinya untuk swasembada di Indonesia. Prabowo juga sempat mengapresiasi program infrastruktur Jokowi selama ini.
"Saya hargai apa yang dilakukan Pak Jokowi di bidang infrastruktur, beliau kerja keras. Namun saya tawarkan strategi lebih cepat untuk membawa kemakmuran bagi rakyat Indonesia," ucapnya.
Saat menyampaikan visi misinya, Jokowi mengatakan, sejauh ini pemerintah sudah menggelontorkan Rp180 triliun untuk dana desa. Hal tersebut dipercaya dapat berkontribusi membangun infrastruktur di desa untuk roda ekonomi.
Untuk bidang lingkungan hidup, Jokowi mengatakan sudah berhasil mengendalikan kebakaran hutan dan lahan. Ia berjanji akan mengurangi jumlah sampah plastik di laut dan sungai. "Kita ingin kurangi sampah plastik di sungai dan laut," pungkasnya.
Namun, saat menjawab sesi debat eksploratif, khususnya pertanyaan mengenai lubang tambang, kedua capres terlihat “kompak” satu sama lain. Prabowo menyebut ada kolusi antara pejabat pemerintah dengan perusahaan swasta. Menurutnya, perusahaan swasta tersebut harus terus dikejar.
“Situasi dibutuhkan sekarang adalah suatu pemerintahan yang tegas, yang berani,” kata Prabowo.
Jokowi lalu menanggapi dengan bicara soal kerjasama dengan KPK. Prabowo mengapresiasi itu hingga akhirnya keduanya sepakat untuk menyudahi debat. "Cukup ya, untuk apa bertele-tele lagi? Kita ingin berantas pencemaran lingkungan. Kalau berbeda, jangan dikit-dikit diadu terus," kata Prabowo. "Saya setuju saja," jawab Jokowi disambut tawa dan tepuk tangan para penonton yang hadir.