Peneliti Institute for Development of Economics dan Finance (Indef) Enny Sri Hartati, mengatakan platform serta visi dan misi kedua pasangan calon presiden dan wakil sudah ideal dan sempurna tinggal berharap mereka konsisten dengan apa yang dijanjikan.
"Justru di situ yang krusial. Semua platform ideal dan sempurna. Namun, kita tidak tahu sejauh mana mereka konsisten dengan janji-janji yang lebih untuk menarik pemilih," kata Enny Sri Hartati dihubungi di Jakarta, Kamis.
Enny mengatakan semua hal yang disampaikan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, mestinya sudah bisa dikerjakan saat Hatta menjabat sebagai Menko Perekonomian.
Begitu pula dengan janji pemerintahan bersih yang diusung PDI Perjuangan terhadap pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Menurut Enny, ketika PDI Perjuangan menjadi oposisi saja masih bisa korupsi, bagaimana bila berkuasa.
"Intinya bagaimana mereka konsisten terhadap platform. Konsistensi kebijakan," ujarnya.
Begitu pula bila melihat figur yang saat ini bersaing ternyata memiliki representasi terhadap status quo, meskipun tidak semuanya buruk. Prabowo sudah menyatakan akan melakukan modifikasi terhadap status quo, begitu pula di pihak lain yang ada JK sebagai representasi status quo.
"Akhirnya pemilih hanya akan bisa memilih yang memiliki kemungkinan dampak buruk relatif lebih kecil. Indonesia memerlukan penegakan hukum dan pemimpin yang berkarakter kuat dan amanah untuk melepaskan ketergantungan terhadap dominasi asing," tuturnya.
Enny menolak bila sikap dan pernyataannya itu disebut sebagai pesimisme terhadap kedua pasangan calon yang akan bersaing dalam Pemilu Presiden 2014.
"Bukan pesimis, tetapi ini adalah peringatan agar bisa mempersiapkan antisipasi siapa pun yang memimpin," ucapnya.
Pemilu Presiden 2014 akan diselenggarakan pada 9 Juli dan diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut dua.
"Justru di situ yang krusial. Semua platform ideal dan sempurna. Namun, kita tidak tahu sejauh mana mereka konsisten dengan janji-janji yang lebih untuk menarik pemilih," kata Enny Sri Hartati dihubungi di Jakarta, Kamis.
Enny mengatakan semua hal yang disampaikan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, mestinya sudah bisa dikerjakan saat Hatta menjabat sebagai Menko Perekonomian.
Begitu pula dengan janji pemerintahan bersih yang diusung PDI Perjuangan terhadap pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Menurut Enny, ketika PDI Perjuangan menjadi oposisi saja masih bisa korupsi, bagaimana bila berkuasa.
"Intinya bagaimana mereka konsisten terhadap platform. Konsistensi kebijakan," ujarnya.
Begitu pula bila melihat figur yang saat ini bersaing ternyata memiliki representasi terhadap status quo, meskipun tidak semuanya buruk. Prabowo sudah menyatakan akan melakukan modifikasi terhadap status quo, begitu pula di pihak lain yang ada JK sebagai representasi status quo.
"Akhirnya pemilih hanya akan bisa memilih yang memiliki kemungkinan dampak buruk relatif lebih kecil. Indonesia memerlukan penegakan hukum dan pemimpin yang berkarakter kuat dan amanah untuk melepaskan ketergantungan terhadap dominasi asing," tuturnya.
Enny menolak bila sikap dan pernyataannya itu disebut sebagai pesimisme terhadap kedua pasangan calon yang akan bersaing dalam Pemilu Presiden 2014.
"Bukan pesimis, tetapi ini adalah peringatan agar bisa mempersiapkan antisipasi siapa pun yang memimpin," ucapnya.
Pemilu Presiden 2014 akan diselenggarakan pada 9 Juli dan diikuti dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yaitu Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan nomor urut satu dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan nomor urut dua.