Bank Indonesia (BI) menilai bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah mencerminkan fundamental perekonomian Indonesia yang sebenarnya. Menurut Gubernur BI Agus DW Martowardojo, pergerakan rupiah sudah selaras dengan perkembangan nilai tukar mata uang di kawasan Asia Tenggara.
“Kami mengikuti dan meyakini bahwa pasar terus bergairah, terus aktif. Kami melihat bahwa nilai tukar itu sudah menuju equilibrium baru yang diyakini sebagai cerminan fundamental ekonomi Indonesia,” ujar Agus di Jakarta, Selasa (30/7).
Hal itu tercermin dari adanya gairah positif di pasar. Gairah tersebut tercermin dari masuknya investasi asing melalui Surat Berharga Negara (SBN). Hal ini pula yang dipercaya bahwa rupiah akan selaras dengan perkembangan nilai tukar mata uang di kawasan Asia Tenggara.
"Kami menyambut baik confidence yang ada di pasar Indonesia. Kalau dilihat pergerakan nilai tukar, ini masih selaras dengan perkembangan di kawasan," tutur Agus.
Selain itu, kata Agus, para pelaku pasar global juga masih terpengaruh dari perubahan kebijakan quantitative easing di AS. Hal ini menyebabkan terdapatnya sejumlah komoditas global yang mengalami penurunan. Meski begitu, kondisi mata uang rupiah masih berada pada batas aman, walau terdapat depresiasi.