My Sister’s Keeper:
Karena Manusia Berkuasa atas Tubuhnya
Resensi

My Sister’s Keeper:
Karena Manusia Berkuasa atas Tubuhnya

Tentang seorang anak yang menggugat orang tuanya karena “dipaksa” membantu kesembuhan kakaknya.

RZK
Bacaan 2 Menit

Singkat cerita, Anna pun lahir. Tahun demi tahun, Anna tumbuh menjadi seorang remaja yang sekilas terlihat normal. Tapi, sebenarnya sejak kecil, Anna berulang kali keluar masuk ruang operasi demi mendonorkan bagian tubuhnya untuk sang kakak. Rutinitas ini berjalan untuk beberapa waktu lamanya, hingga akhirnya Anna melakukan sesuatu yang sama sekali di luar dugaan orang tuanya.

Bermodalkan uang tabungan pribadinya sekitar AS$700, Anna ditemani Jesse nekat bertandang ke kantor Campbell Alexander, seorang pengacara yang dalam iklannya mengklaim memiliki prosentase kemenangan 90 persen. Kepada Campbell, Anna mengemukakan rencananya menggugat kedua orang tuanya. Dia ingin menuntut “kebebasan secara medis” (medical emancipation) alias tidak mau lagi dipaksa mendonorkan organnya, meski itu untuk kesembuhan sang kakak. 

“Saya ingin menggugat orang tua saya untuk memperoleh hak atas tubuh saya sendiri,” ucap Anna yang baru berusia 13 tahun dengan begitu percaya diri saat bertandang ke kantor Campbell.

Meski awalnya mengaku kaget, Campbell akhirnya menerima permohonan Anna untuk menjadi kuasa hukum. Gugatan pun didaftarkan. Respon orang tua Anna, khususnya Sara, sontak marah begitu menerima surat pemberitahuan dari pengadilan. Pertanyaan singkat “kenapa?” dari sang Ibu dijawab lugas oleh Anna, “karena saya tidak mau melakukannya lagi. Ini tubuh saya, saya ingin dapat menentukan sendiri apa yang akan dilakukan terhadap tubuh saya”.

Melihat keteguhan niat Anna, Sara yang kebetulan berprofesi sebagai pengacara, tidak memiliki pilihan kecuali menghadapi gugatan itu. Sidang antara anak versus ibu pun digelar. Uniknya, selama proses persidangan berjalan, keutuhan keluarga Fitzgerald tetap terjaga, khususnya antara Sara dan Anna. 

Dalam persidangan, akhirnya terungkap bahwa gugatan Anna ternyata tidak sekedar bermodalkan nekat. Anna justru diminta Kate untuk menggugat kedua orang tuanya. Hal ini dilakukan Kate karena dia merasa sudah putus asa berjuang melawan leukimia.

Kisah akhir film ini, meskipun sangat berbeda dengan apa yang tertuang dalam novel Jodi Picoult, bisa dibilang “happy ending”.

Meskipun, sekali lagi perlu ditegaskan, ini bukan film hukum, tetapi My Sister’s Keeper mengusung pesan yang sangat penting mengenai hukum. Setidaknya menurut hukumonline, film ini membawa pesan moral “menuntut hak itu adalah juga hak setiap orang, berapapun usianya”. Pesan lainnya adalah bahwa “setiap manusia berkuasa penuh atas tubuhnya”. Begitu pula anda. Jadi, tidak ada yang bisa melarang anda untuk menangis setelah menikmati film ini.

Selamat menonton.

Judul

My Sister’s Keeper

Sutradara

Nick Cassavetes

Pemeran

Cameron Diaz, Abigail Breslin, Sofia Vassilieva, Alec Baldwin, Jason Patric, Thomas Dekker, Emily Deschanel, Joan Cusack
Luke Wilson

Tayang perdana

June 26, 2009

Durasi

109 min

Tags: