MK Simulasi Pengamanan Sidang Sengketa Pemilu
Berita

MK Simulasi Pengamanan Sidang Sengketa Pemilu

Simulasi kerusuhan sidang MK mirip seperti kerusuhan saat pembacaan putusan sengketa Pemilukada Maluku.

ASH
Bacaan 2 Menit
MK Simulasi Pengamanan Sidang Sengketa Pemilu
Hukumonline
Ruang sidang MK seketika menjadi rusuh ketika segelintir orang mulai berteriak memaki-maki dan mengejar sembilan hakim konstitusi lantaran tak puas dengan hasil putusan Pemilihan Umum Legislatif (Pileg). Namun, peristiwa di atas merupakan bagian dari simulasi yang dilakukan Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya dalam rangka mempersiapkan diri untuk pengamanan menyongsong Pemilu 2014.

Simulasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kesiapan pihak kepolisian dalam mengawal dan mengantisipasi kerusuhan ketika sengketa sidang hasil Pemilu 2014 digelar MK agar tetap aman.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Metro Jaya Brigadir Jenderal Sudjarno menyatakan simulasi ini sengaja dibuat sesuai dengan kerusuhan sebenarnya agar ketika kejadian sebenarnya terjadi baik pihak kepolisian maupun MK bisa mengatasinya dengan baik.

Dalam simulasi yang diperankan oleh keseluruhan personil kepolisian, Sudjarno mengatakan pihaknya hanya menerjunkan 100 personel.  ”Ini kan cuma simulasi dalam saja, termasuk ribut-ribut yang tadi itu. Tetapi kalau di luar terjadi ribut juga yang seperti (simulasi) di Bawaslu kemarin,” ungkap Sudjarno usai simulasi di gedung MK Jakarta, Jum’at (14/2) kemarin.

Sebelumnya, dalam mempersiapkan diri mengamankan Pemilu 2014, Polda Metro Jaya telah melakukan simulasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu). Nantinya, semua simulasi yang dilakukan, Sudjarno akan melakukan evaluasi guna mengetahui apa saja kekurangannya.

Sekilas, jalannya simulasi pengamanan keributan dalam persidangan di MK ini tidak berbeda jauh dengan penanganan kerusuhan yang pernah terjadi di MK saat sidang pembacaan putusan Pemilukada Maluku beberapa waktu. Massa mulai tidak terkendali ketika ketua MK memutus menolak gugatan yang diajukan salah satu calon anggota legislatif.

”Kami tidak terima,” teriak salah satu massa sambil berusaha mengejar para hakim konstitusi dalam ruang sidang saat simulasi pengamanan Pemilu gedung MK.

Sementara kesembilan hakim konstitusi berhasil menghindar dari amukan massa. Dari pantauan lapangan, massa yang rusuh bukan hanya meneriaki para hakim MK, tetapi terlihat beberapa diantaranya berdiri diatas meja ruang sidang.

Namun, dalam simulasi itu berhasil dikondisikan oleh  Pengamanan Dalam (Pamdal) MK bekerja sama dengan pihak kepolisian dengan menangkap dua orang yang dianggap menjadi otak kerusuhan dalam persidangan.

Satu per satu perusuh di ruang sidang ditangkap dan dibawa keluar sidang dan diserahkan ke pihak kepolisian yang berjaga-jaga di luar ruang sidang. Dalam simulasi yang berjalan sekitar satu jam juga digambarkan para korban akibat kerusuhan dalam sidang dibawa ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polda Metro Jaya untuk mendapatkan perawatan intensif.
Tags:

Berita Terkait