Menyorot Peran Media Siber dalam Menjaga Stabilitas Nasional
Terbaru

Menyorot Peran Media Siber dalam Menjaga Stabilitas Nasional

Media siber dapat berkolaborasi dengan dunia usaha sehingga dapat menggerakkan perekonomian masyarakat khususnya UMKM. Kolaborasi dapat dikemas melalui hal menarik.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Ekonom Senior Indef, Aviliani. Foto: JAN
Ekonom Senior Indef, Aviliani. Foto: JAN

Media massa memiliki peran penting dalam membentuk persepsi masyarakat terhadap suatu peristiwa. Seiring perkembangan teknologi informasi, media massa bertransformasi dalam berbagai bentuk, tak hanya cetak tapi juga digital atau siber. Dengan bentuk media siber, penyebaran informasi dapat lebih cepat dan luas kepada masyarakat. Menyadari pentingnya peran tersebut, iklim industri media siber harus memiliki kualitas dan ekosistem bisnis yang sehat.

Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani, menyampaikan media massa khususnya siber memiliki peran penting dalam jaga stabilitas nasional. Dia mendorong media siber bekerja secara profesional, transparan, akuntabel, dan ketaatan pada aturan main yang ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan tentang perusahaan pers yang ada.

“Saya amati ekonomi jadi penting karena persepsi ekonomi jadi nomor satu. Ketika orang yakin, orang mau berinvestasi dan membeli barang atau jasa. Apalagi mendekati tahun pemilu, sebaiknya media mampu memberikan input dan berita berimbang dan informasi positif kepada masyarakat. Sehingga, orang anggap pemilu itu merupakan hal biasa sehingga agar orang tidak takut berinvestasi,” jelas Aviliani dalam acara sosialisasi Trusted News Indikator (Indikator Kepercayaan Media) yang diselenggarakan oleh Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) pada Rabu (3/5/2023).

Baca juga:

Dia mencontohkan pada pemilu 2019 terjadi perpecahan sosial yang efeknya masih dirasakan saat ini. Menurut Aviliani, media massa memiliki peran penting untuk meminimalisir perpecahan tersebut melalui pemberitaannya. Perusahaan media harus mengetahui pangsa pasarnya agar menjalankan bisnisnya dengan positif.

Dia menjelaskan setidaknya terdapat tiga kelompok pasar dalam bisnis media. Yakni, kelas atas, menengah dan bawah. Dengan terciptanya iklim industri media yang positif diharapkan dapat berdampak terhadap kualitas kinerja media tersebut.

Dalam kesempatan sama, Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Nita Yudi, menyampaikan media massa memiliki peran penting dalam edukasi serta promosi pelaku usaha. Saat pandemi Covid-19, peran media siber sangat penting dalam penyebaran informasi yang bermanfaat bagi pelaku usaha.

Dia berpendapat, semua kalangan memerlukan kepercayaan dari media dalam memberi informasi yang baik, bagus dan berkualitas. Nah dalam konteks usaha mikro kecil menengah (UMKM) dipastikan bakal menjadi bumping saat ini. Pasalnya semua calon presiden (Capres), calon wakil presiden (Cawapres) dan calon anggota legislatif (Caleg) pasti bidik UMKM.

“Media punya peran jangan sampai tahun politik ini buat pengusaha jadi takut,” ujarnya..

Nita mendorong agar media siber berkolaborasi dengan dunia usaha sehingga dapat menggerakan perekonomian masyarakat khususnya UMKM. Menurutnya, kolaborasi dapat dikemas melalui hal menarik. Sebaliknya, media yang hoaks, cenderung memberikan judul nyeleneh agar masyarakat membuka laman berita.

“Jangan sampai AMSI juga melakukan hal serupa. AMSI juga dapat berperan mengadakan forum diskusi yang memberikan informasi bagi pelaku usaha,” jelas Nita.

Praktisi pasar modal, Vier Abdul Jamal menekankan pentingnya kualitas media massa atas informasi yang diberikan ke masyarakat. Dalam dunia pasar modal, media massa merupakan sumber informasi yang diandalkan investor dalam mengambil keputusan investasi. Vier menjelaskan seharusnya media massa bekerja secara cepat dan akurat dalam menyebarkan informasi. Dia berharap jurnalis media massa lebih aktif mencari tahu informasi yang tidak terungkap di publik.

“Saat ini, pemberitaan media sebagian besar berasal dari sumber internal perusahaan dalam memberitakan aksi korporasi,” pungkasnya.

Sebagai informasi, AMSI merupakan asosiasi dari perusahaan media siber yang diinisiasi oleh 26 pemimpin media siber di Indonesia, pada 18 April 2017. AMSI lahir di tengah suasana psikologis maraknya berita hoaks, terutama yang diamplifikasi melalui media sosial. Dengan sebuah tekad, AMSI berkeinginan menjadikan media siber di Indonesia kian profesional, dipercaya, independen, dan membawa kesejahteraan bagi anggotanya.

Sejak tahun 2021, AMSI dengan dukungan Internews dan Ad For News, mencoba menyusun Kembali indikator tingkat keterpercayaan publik atas pemberitaan (TrustWorthy News), sebagai upaya membangun ekosistem bisnis media yang berkualitas, sehat, dan berkelanjutan di Indonesia. Hal yang selama ini dikhawatirkan ‘meredup’ sejak disrupsi teknologi digital dan ‘popularisme’ sosial media.

Manajemen keredaksian dan pengeloaan bisnis media yang profesional akan melahirkan tingkat keterpercayaan publik yang baik. Keterpercayaan publik yang tinggi pada gilirannya akan melahirkan keterpercayaan industri periklanan dan advertising, yang sangat diperlukan untuk mendukung bisnis media yang berkelanjutan.

Tags:

Berita Terkait