Menyongsong Inovasi Teknologi: 3 Mindset Penting Lawyer Masa Depan
Utama

Menyongsong Inovasi Teknologi: 3 Mindset Penting Lawyer Masa Depan

Mulai dari ramah terhadap teknologi, pola pikir meningkatkan efisiensi operasional kantor hingga pola pikir yang selalu mengedepankan kepuasan klien.

Hamalatul Qurani
Bacaan 3 Menit

Tak kalah penting, menanamkan pola pikir yang sadar akan pentingnya meningkatkan efisiensi operasional kantor juga merupakan hal yang mutlak perlu dilakukan lawyer masa depan. Dalam pekerjaan sehari-hari banyak lawyer yang harus berkutat dengan tebalnya lembaran dokumen dan kontrak, sehingga kinerja bisa berjalan cukup lambat. Teknologi dalam hal ini bisa menjadi opsi penunjang yang sangat membantu baik dari segi manajemen dokumen, drafting, review dan analisis dokumen, compliance, dan banyak hal lainnya.

Di tataran in house sendiri juga sudah banyak yang mengaplikasikan Artificial Intelligence untuk ini dengan tetap menggunakan jasa lawyer di firma hukumuntuk penyempurnaan. Dengan begitu, hasil pekerjaan bisa lebih maksimal dan efisiensi pada akhirnya bisa tercapai. Mindset ketiga yang juga sangat menentukan, yakni pola pikir client-centric/klien sentris. Artinya, pola pikir yang selalu mengedepankan kepuasan klien.

Proses Menuju ‘Teknologi’

Ada beragam model teknologi yang sedang berusaha dikembangkan banyak orang di berbagai belahan dunia. Legal compliance menjadi salah satu teknologi yang banyak diminati legal department berbagai perusahaan. Bendahara kehormatan Malaysia Corporate Counsel Association, Revantha Sinnetamby menyebut dengan adanya compliance tracker pada akhirnya bisa lebih meningkatkan efektifitas manajemen kepatuhan yang dilakukan divisi hukum berbagai perusahaan.

Untuk meminimalisir risiko pada fokus area litigasi (pencegahan perkara), katanya, departemen lain yang terlibat dalam suatu projek atau kontrak perlu terlibat pula dalam pengembangan teknologi tersebut, khususnya divisi finance terkait kepatuhan bidang keuangan dan perpajakan. Kendati banyak inovasi yang tampak sama, pendekatan yang digunakan setiap orang dalam mengadopsi teknologi nyatanya berbeda-beda.

“Karena pada prinsipnya, setiap orang memiliki pendekatan yang berbeda-beda dalam mengadopsi suatu teknologi,” ucap Revantha dalam webinar yang sama.

Senada dengan pemikiran Revantha, CEO & CTO Hukumonline, Arkka Dhiratara dalam konteks perusahaan berbasis teknologi juga menyebutkan bahwa setiap perusahaan memiliki ‘kekuatan utama’ yang berbeda dari perusahaan lainnya. Dari pengalamannya, Arkka menyebut kecepatan dalam membaca peluang menjadi sangat penting dilakukan.

Misalnya, saat pemerintah Indonesia memberlakukan perubahan yang begitu besar di bidang legislasi dengan memberlakukan aturan sapujagat Omnibus Law. Dengan berlakunya ketentuan baru, semua orang tentu dituntut harus patuh walaupun perubahan aturan yang dilakukan begitu kompleks dan tergolong sulit dipahami bahkan bagi orang-orang berlatar belakang hukum sekalipun. “Di situ kita coba langsung susun dan buat produk dari situ,” ucapnya.

Intinya, yang dibutuhkan dalam mengembangkan suatu teknologi adalah bagaimana kita bisa mengubah suatu persoalan atau hal yang kompleks menjadi mudah dan ringkas, bagaimana suatu data bisa diolah dan khususnya  bisa cocok digunakan dalam day to day operasional target pengguna.

Tags:

Berita Terkait