Menhut: Bencana Wasior Bukan Akibat Pembalakan Liar
Berita

Menhut: Bencana Wasior Bukan Akibat Pembalakan Liar

Sementara aktivis pencinta lingkungan berpandangan sebaliknya. Buktinya, banyak gelondongan kayu yang terseret banjir bandang.

MVT/IHW
Bacaan 2 Menit

 

Aktivis lingkungan punya alasan berbeda melihat bencana di Wasior ini. Irhash Ahmady, Manager Desk Bencana Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menilai persoalan dasar perkara ini adalah kerusakan hutan di wilayah hulu. “Sama dengan keumuman banjir besar yang terjadi beberapa tahun terakhir,” kata Irhash dikutip dari siaran pers Walhi.

 

Berdasarkan catatan Walhi, pada enam bulan terakhir ini saja sudah terjadi sembilan kali bencana banjir besar yang disebabkan perubahan fungsi hutan menjadi industri baik sawit, kayu mupun pertambangan. Banjir bandang Wasior adalah yang terparah karena memakan korban jiwa yang sangat besar. “Dan semua itu terjadi di luar Jawa, meski Jawa tetap menjadi wilayah yang sering di landa banjir. Namun tingkat ancaman atas keselamatan aset warga lebih tinggi di luar Jawa.”

 

Khusus di Wasior, Walhi menduga ada dua perusahaan pemegang hak pengelolaan hutan yang mesti bertanggung jawab terhadap musibah ini. Setidaknya asumsi Walhi ini didasarkan pada pantauan jaringan Walhi di lapangan berupa ratusan gelondongan kayu disertai lumpur dan batu besar bertebaran di seluruh di Wasior I, Wasior II, Kampung Rado, Kampung Moru, Kampung Maniwak, Kampung Manggurai, Kampung Wondamawi, dan Kampung Wondiboy. “Ini menambah fakta bahwa memang kerusakan hutan di wilayah hulu menjadi penyebab utamanya,” sambung Irhash.

 

Untuk mencegah kerusakan lebih lanjut, Irhash meminta agar pemerintah tak cuma menanggapi musibah ini dengan berbondong-bondong memberikan bantuan. “Sementara substansinya tidak pernah terselesaikan. Justru pola (pemberian bantuan) ini juga bertendensi proyek dan berpotensi korupsi.”

Tags:

Berita Terkait