Mengintip Rekam Jejak Cagub DKI Jakarta Berlatar Belakang Hukum
Utama

Mengintip Rekam Jejak Cagub DKI Jakarta Berlatar Belakang Hukum

Mulai dari pakar hukum, mantan menteri, wakil ketua DPRD DKI Jakarta hingga mantan wartawan.

NNP
Bacaan 2 Menit
Yusril Ihza Mahendra dan Adhyaksa Dault. Foto: RES
Yusril Ihza Mahendra dan Adhyaksa Dault. Foto: RES
Rencananya, pemilihan Gubernur DKI Jakarta akan dihelat pada tahun 2017 mendatang. Namun, atmosfer jelang Pemilukada serentak itu semakin ‘kencang’ pasca sejumlah tokoh besar mendeklarasikan pencalonan ke perebutan kursi ‘DKI Satu’. Tapi ada juga calon yang belum mendeklarasikan pencalonannya. Namun, dari sejumlah calon tersebut tercatat ada beberapa nama yang berlatar belakang sarjana hukum.

Meski sejumlah nama berlatar belakang sarjana hukum, namun tidak semua terjun ke bidang hukum secara praktis. Ada yang sejak awal menjadi politisi, ada pula yang belakangan baru menjadi advokat setelah malang melintang di dunia non hukum, dan ada pula yang sejak awal concern di bidang hukum. Berikut sejumlah nama calon gubernur (Cagub) DKI Jakarta berlatar belakang sarjana hukum yang berhasil dihimpun hukumonline:

1. Yusril Ihza Mahendra
Siapa yang tak mengenal sosok Yusril Ihza Mahendra? Alumni Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu boleh dibilang punya karir yang cukup melejit. Lihat saja misalnya, ia tercatat pernah menjabat sebagai menteri sebanyak tiga kali, yakni Menteri Hukum dan Perundang-Undangan, Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia (saat ini disebut Menteri Hukum dan HAM), serta yang terakhir Menteri Sekretaris Negara.

Belum lengkap, pria kelahiran Belitung Timur, 5 Februari 1956 silam itu kini mencoba peruntungan memperebutkan kursi ‘DKI Satu’. Bahkan, pada Minggu (6/2) kemarin, secara resmi Yusril mendeklarasikan diri sebagai bakal cagub DKI Jakarta. Meski ia tercatat sebagai Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril justru maju lewat jalur independen. Namun, ia tak menutup kemungkinan akan maju lewat jalur partai. Sebab, ia sendiri mengklaim telah mendapat dukungan antara lain dari PKB, PPP, PAN, Partai Golkar, serta Partai Gerindra.

Berdasarkan penelusuran hukumonline, tak ada alasan spesifik yang melatarbelakangi Yusril maju dalam bursa DKI satu. Namun, Yusril mengatakan ingin membuat kota Jakarta sebagai Federal Territory. Menurutnya, itu akan membantu mempermudah memecahkan persoalan yang dihadapi selama ini. Gagasan membuat kota Jakarta mirip seperti negara federal itu akan ia wujudkan jika ia terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Di bidang hukum sendiri, Yusril dikenal sebagai ahli hukum tata negara. Ia juga tercatat sebagai guru besar hukum tata negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Telah banyak gugatan uji materi yang ia ajukan ke Mahkamah Konstitusi memperoleh ‘kemenangan’. Ia juga cukup sering menjadi ahli di beberapa persidangan terkait dengan aspek hukum ketatanegaraan. Managing Director dari Ihza & Ihza Law Firm itu cukup banyak menangani kasus-kasus yang menarik perhatian, salah satunya menjadi kuasa hukum Dahlan Iskan.

2. Adhyaksa Dault
‘Sembilan Manifesto Politik’, itulah ide yang akan diusung oleh Adhyaksa Dault saat mencalonkan diri sebagai bakal cagub DKI Jakarta tahun 2017 nanti. Meski belum resmi menyatakan maju dalam bursa ‘DKI Satu’, ia telah gencar mensosialisasikan diri sebagai bakal cagub DKI Jakarta. Alumni Fakultas Hukum Universitas Trisakti itu baru pada 2 April 2016 mendatang mendeklarasikan pencalonannya.

Sementara ini, Ketua Kwartir Nasional Pramuka itu maju lewat jalur independen. Namun, ia tak menampik jika nantinya akan maju lewat jalur partai politik. Sebab, menurut pria kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah 7 Juni 1963 silam, ia sudah bertemu dengan sejumlah partai, antara lain PKS, Partai Gerindra, hingga PDIP.

Di bidang hukum, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga era Kabinet Indonesia Bersatu itu cukup aktif. Diketahui, ia pernah menjabat Ketua Ikatan Penasehat Hukum Indonesia (1999-2004). Sekira tahun 2011, konsultan hukum di kantor Dault & Associates itu bahkan sempat menjadi kuasa hukum Wafid Muharam, mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga yang terjaring dalam OTT yang dilakukan KPK. Dalam kasus itu, Adhyaksa mengaku menawarkan diri kepada Wafid yang saat itu dituduh menerima suap terkait pembangunan wisma atlet untuk Sea Games 2011 di Palembang, Sumatera Selatan, mesti di tengah perjalanannya Wafid mencabut kuasa dari Adhyaksa.

Sementara, di karir politiknya, ia pernah tercatat sebagai kader PKS. Pada pemilu tahun 2009, ia meraih suara terbanyak sebagai anggota DPR. Namun, ia justru mengundurkan diri karena ingin menyesaikan tugasnya sebagai Menpora. Awal tahun 2010, ia dikabarkan merapat ke Partai Hanura. Dan menjelang tahun 2014, Adhyaksa juga sempat menyatakan kepada awak media soal ketertarikannya bergabung dengan PAN.

Berdasarkan penelusuran hukumonline, alasan ia maju menjadi cagub DKI cukup simple. Cinta pada Jakarta, membuat ia ingin mencoba peruntungan dalam merebut kursi ‘DKI Satu’. Saat ini, untuk menjaring dukungan yang lebih luas, Adhyaksa bahkan membuat sejumlah akun di medsos via twitter @KawanAdhyaksa dan Facebook Page Kawan Adhyaksa. Sejumlah testimoni membanjiri dan salah satunya datang dari artis yang juga politisi PAN, Desy Ratnasari.

3.    Ahmad Taufik
Mantan jurnalis ini menambah daftar para sarjana hukum yang turut meramaikan perebutan kursi ‘DKI Satu’. Ahmad Taufik memang lebih dikenal sebagai jurnalis lantaran di awal-awal karirnya ia banyak beregelut sebagai ‘kuli tinta’. Setelah malang-melintang di dunia jurnalistik, ia kini berprofesi sebagai pengacara dan menjabat sebagai Direktur Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Universalia.

Dalam pencalonannya, alumni Fakultas Hukum Universitas Islam Bandung ini menggandeng aktivis sosial, Mujtahid Hashem. Saat mendeklarasikan pencalonannya pada Minggu (13/3) kemarin, ia memilih maju melalui jalur independen. Namun, ia juga tak masalah jika ke depan ada partai politik yang mau meminang mereka. Mengusung konsep ‘Jakarta Bangkit Melawan’, Taufik ingin mengubah kebijakan di Jakarta dengan yang lebih ‘pro-rakyat’.

Di bidang jurnalisme, Ia telah aktif menjadi jurnalis sejak tahun 1985. Beberapa media masa tempatnya bekerja diantaranya majalah bulanan Generasi Muda Islam, majalah berita Islam dua mingguan ‘Kiblat’ dan tabloid mingguan Eksponen. Sejak tahun 1989 hingga 1994, ia tercatat pernah menjadi jurnalis majalah berita mingguan TEMPO. Setahun kemudian, ia bergabung di Media Indonesia edisi Minggu hingga tahun 1995.

Karir Taufik di bidang jurnalis cukup ‘moncer’. Sebut saja, ia diketahui sebagai pendiri Forum Wartawan Independen (FOWI) dan sempat menjadi Ketua Presidium Aliansi Jurnalis Independen (AJI). Sementara, karirnya di bidang hukum, ia tercatat sebagai Direktur LBH Universalia. Lalu ia sempat juga mengikuti bursa pemilihan calon komisioner KPK. Selain itu, advokat dari Kongres Advokat Indonesia (KAI) itu juga menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi hukum.

4.    Abraham Lunggana
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Abraham Lunggana alias Haji Lulung juga ikut meramaikan bursa perebutan kursi ‘DKI Satu’. Pada awalnya, Lulung sendiri maju sebagai bakal cagub DKI lewat jalur independen. Akan tetapi belakangan, Kamis (10/3), Ketua Umum PPP Muktamar Jakarta Djan Faridz mengatakan akan mengusung Haji Lulung dalam Pemilukada DKI Tahun 2017 nanti. Namun, Lulung belum memberi kepastian jalur mana yang akan ditempuhnya.

Dalam pencalonannya nanti, dikabarkan politisi PPP itu telah memiliki tim sukses yang diberi nama Jaringan Suka Haji Lulung (JSHL). Pergerakan Lulung sendiri ternyata cukup cepat, dimana ia sudah mengadakan pertemuan dengan tokoh dan ulama, petinggi partai PPP, masyarakat betawi, hingga sejumlah ormas yang mendukung Lulung di jalur independen.

Lulung mengatakan akan membuat program prioritas jika terpilih nanti, yakni program berbasis pada masyarakat dan lingkungan. Program itu sendiri muncul sebagai ide yang ia usung lantaran sejumlah kebijakan yang dibuat selama ini untuk ibu kota seringkali luput memperhatikan aspek masyarakat dan keberlangsungan lingkungan hidup di wilayah Jakarta.

Selain dikenal sebagai politisi, ternyata Lulung juga diketahui punya latar belakang sarjana hukum. Berdasarkan catatan hukumonline, Lulung memiliki kantor hukum yang berdiri di sekitar Tanah Abang, Jakarta. Diberi nama “H Lulung, Fendrik, dan Rekan”, ternyata kantor hukum milik Lulung dan sejumlah partners nya itu telah didirikan sejak 14 Juli 2009 silam. Sayangnya, tidak ada informasi yang menjelaskan dimana Lulung lulus dan mendapatkan gelar sarjana hukum.

Untuk diketahui, hingga berita ini diturunkan tercatat ada tujuh bakal cagub DKI yang telah gencar mensosialisasikan diri dalam perebutan kursi ‘DKI Satu’. Selain empat cagub berlatar belakang hukum, terdapat tiga calon yang telah mendeklarasikan diri. Mereka antara lain, musisi kondang Ahmad Dhani, lalu pengusaha muda Sandiaga Uno, serta kader Partai Demokrat Mischa Hasnanei Moein yang lebih dikenal dengan ‘wanita emas, disebut-sebut maju dari jalur independen.
Tags:

Berita Terkait