Mengenal Orang-Orang Di Belakang Para Caketum PERADI
Utama

Mengenal Orang-Orang Di Belakang Para Caketum PERADI

Ada yang diberi gelar Panglima Komando Pengendali Lapangan dan Operasional (Pangkolaops).

RIA
Bacaan 2 Menit
Para caketum DPN PERADI dalam debat yang berlangsung di Jakarta, Rabu (18/3) lalu. Foto: RES.
Para caketum DPN PERADI dalam debat yang berlangsung di Jakarta, Rabu (18/3) lalu. Foto: RES.

Dalam setiap pelaksanaan pesta demokrasi, di balik pencalonan seseorang, terdapat pula sebuah tim yang bekerja keras untuk mensukseskan agar si calon bisa meraih suara terbanyak. Tim ini sering disebut sebagai tim sukses atau tim pemenangan. Begitu pula, para calon Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN PERADI) yang akan berlaga di Musyawarah Nasional (Munas) II.

Berdasarkan penelusuran hukumonline, hampir semua advokat yang sudah mencalonkan diri sebagai caketum PERADI memiliki “orang-orang di belakang layar” untuk mensukeskan pencalonan mereka.

Misalnya adalah orang-orang di belakang caketum PERADI Fauzie Yusuf Hasibuan. Pria yang masih menjabat sebagai Ketua Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) PERADI ini menunjuk advokat Zul Armain Aziz dan Rivai Kusumanegara sebagai ketua dan wakil ketua tim suksesnya.

Rivai Kusumanegara yang juga menjabat sebagai Ketua Pusat Bantuan Hukum (PBH) PERADI mengatakan awalnya hubungan dirinya dengan Fauzie maupun Thomas Tampubolon (calon Sekretaris Jenderal yang digandeng Fauzie) tidak terlalu dekat. “Beliau berdua ini kan sudah senior, bidangnya pun beda sama saya. Mereka mengurus pendidikan dan ujian, saya ngurusin PBH. Saya gaulnya juga kebanyakan sama lawyer muda,” ujarnya.

Butuh tiga kali pertemuan dan pendekatan sampai akhirnya Rivai menyatakan setuju untuk mendukung Fauzie. Banyak tantangan yang diajukan oleh Rivai kepada Fauzie. Pun ia mengakui sempat jual mahal sebelum tantangannya dipenuhi. Tantangan tersebut adalah blue print visi, misi, program kerja, dan apa yang akan diusung oleh Fauzie dan Thomas dalam pencalonan ini.

“Setelah Pak Fauzie membuktikan itu, baru saya mengatakan ‘oke saya siap mendukung, tapi saya hanya mampu mendukung dalam konteks modern campaign’,” ucap Rivai ketika dihubungi oleh hukumonline.

Modern campaign yang diusungnya untuk kampanye Fauzie ini mencakup buku hasil blue print tadi yang dibagikan kepada seluruh DPC, media campaign, juga dengan membuatkannya satu website khusus untuk mengenal calon.

Meski begitu, Rivai mengaku masih tetap menjalankan pekerjaannya sebagai Ketua PBH PERADI seperti biasa. “Buktinya PBH PERADI kemarin dapat award dalam acara Ulang Tahun KontraS,” pungkasnya.

Berbeda dengan Junaedi. Pria yang menjadi Tim Sukses Luhut Pangaribuan ini justru mendedikasikan penuh waktunya untuk mengusung pencalonan Luhut sebagai Ketua Umum DPN PERADI 2015-2020.

“Kita dulu sepakat begini, saya dulu tanya, ‘Bang Luhut sungguh-sungguh mau jadi caketum, tidak setengah-setengah?’ beliau menjawab iya. ‘Bang Luhut yakin akan menyerahkan waktu dan pikiran Bang luhut untuk kemajuan organisasi?’ kembali dijawab iya. ‘Saya juga kalau Bang Luhut mau berjanji untuk itu, saya berjanji, sampai tahapan kita melakukan munas, saya akan berhenti dari segala kegiatan saya, dan fokus untuk memberikan curahan perhatian ini untuk memenangkan Bang Luhut’,” cerita Junaedi, Rabu (25/3).

Junaedi yang diberi julukan Pangkolaops alias Panglima Komando Pengendali Lapangan dan Operasional oleh Luhut mengatakan untuk menjadi ketua umum butuh curahan perhatian yang benar. “Bukan asal-asalan. Mau jadi ketua umum harus ada pengorbanan hati, pengorbanan pikiran, pengorbanan segala-galanya. Karena ini kan pengabdian,” imbuhnya.

Tim sukses dari Caketum PERADI James Purba dipimpin oleh Coki Sinambela. Advokat yang berasal dari Serikat Pengacara Indonesia (SPI) ini dikenal kiprahnya sebagai pemimpin massa PERADI yang bergerak melakukan aksi tolak RUU Advokat di Senayan, pada September tahun lalu.

Meski sebelumnya juga telah saling kenal di PERADI, kisah itu lah yang mengantarkan Coki menjadi pemimpin tim sukses James Purba.

“(Ketika itu) dia melihat saya punya akses ke kawan-kawan di semua DPC karena saya itu kan juga pernah bicara di depan semua forum kita pada saat rapimnas sama rakernas, sekitar 5.000 dan 10.000 orang itu. Nah dari situ dia lihat dan tawarin. Saya melihat visi misinya juga bagus, ya kenapa nggak kita jalanin,” sebut Coki kepada hukumonline.

Suka duka dirasakan oleh Coki sebagai ketua tim sukses. Menurutnya, banyak dinamika yang terjadi selama pencalonan JP ini. Protes, pertanyaan, halangan, hingga pendapat yang sifatnya menyerang sudah dirasakannya. “Tapi dia menyerang kita terima. Kita berikan pengertian lama-lama mereka tau, ‘oh ternyata ini bener nih. Ini bagus nih’. Akhirnya tertarik juga mereka sama kita. Tadinya ngga suka jadi suka,” tuturnya.

Dari kubu pasangan Juniver Girsang-Harry Ponto ada nama Patuan Sinaga sebagai ketua tim sukses. Dia merupakan teman dekat dua pasangan caketum dan cawaketum itu yang mengusung tema “Selamatkan PERADI” itu. Patuan mengaku jauh sebelum ditunjuk sebagai ketua tim sukses, ia telah mengetahui rencana Juniver yang ingin maju dalam perhelatan pesta demokrasi PERADI ini.

“Jadi (ada omongan) Pak Juniver pada akhir Desember. Ya, sebenarnya belum fix mau maju apa nggak mulanya. Terus pada pas minggu pertama awal bulan Januari, beliau baru berkeyakinan untuk maju,” ungkap Patuan.

Melihat visi yang sama dan merasa semacam terjalin satu perasaan bahwa harus ada yang menyelamatkan PERADI karena PERADI dilihatnya semakin lama, semakin memburuk, Patuan terpanggil untuk mendukung Juniver.

Dari delapan anggota tim sukses Juniver, disampaikan Patuan, masing-masing sudah memegang perannya sendiri. Oleh karena itu, Patuan pun sebagai ketua merasa tak pernah direpotkan mengkoordinir anggota tim lainnya. “Kami semua terpanggil mendukung ini,” sebutnya.

Patuan mengatakan, “Masing-masing kita adalah advokat. Kita punya persamaan agar adanya rasa nyaman dan aman dalam PERADI ini. Nyaman dalam izin-izin dan administrasi dalam menjalankan profesi. Kemudian kedua kita harus aman dalam menjalankan profesi itu.”

Lain lagi ceritanya dalam pencalonan Humphrey Djemat. Pria yang dicalonkan secara resmi oleh Asosiasi Advokat Indonesia (AAI) –salah satu organisasi pendiri PERADI- ini menunjuk Sekjennya di AAI Johnson Panjaitan sebagai ketua tim suksesnya. Di saat-saat menjelang munas ini, dimana ada Humphrey hampir dipastikan di situ juga ada Johnson.

Johnson pernah menuturkan bahwa dirinya menjadi Ketua Tim Sukses Humphrey karena “perintah” organisasinya, AAI. Ia mengatakan karena Ketua Umum AAI sudah diusung menjadi caketum PERADI, maka otomatis Sekjend-nya yang menjadi ketua tim sukses. Ia pun mengaku siap mengemban amanah itu.

Lebih lanjut, Johnson mengaku dukungannya murni tanpa ada harapan jabatan apapun bila Humphrey menang. “Gw sih kalau nanti Humphrey menang, maunya ngurus AAI saja,” ujarnya.

Alasan yang sama juga dituturkan oleh Darwin Aritonang, yang juga sering tampil mendukung Humphrey. Ia mengatakan bahwa secara formal memang tidak ada penunjukan tim sukses. Namun, para pengurus AAI banyak yang ingin membantu ketuanya menduduki Ketua PERADI 1.

Darwin sendiri kini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum DPP AAI Bidang Organisasi. Ia mengatakan bahwa dirinya ingin melaksanakan keputusan Rakernas AAI yang sudah mendeklarasikan Humphrey sebagai caketum PERADI. “Dalam rangka menjalankan amanah Rakernas AAI di Bandung, makanya saya sebagai pengurus ingin memastikan keputusan Rakernas dijalankan oleh seluruh anggota,” ujarnya.

Darwin mengatakan tidak ada tawaran atau bagi-bagi jabatan apabila Humphrey menang. “Nggak ada bagi-bagi jabatan. Bang Humphrey ngerti lah bahwa yang gitu-gitu nggak seharusnya (terjadi,-red),” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait