Mengenal Jack Chen, In House Counsel Google yang Tunanetra
Berita

Mengenal Jack Chen, In House Counsel Google yang Tunanetra

Jack Chen mengalami kebutaan sejak usia 16 tahun.

Ali Salmande Harahap
Bacaan 2 Menit
Untuk mengikuti hobinya, Chen harus berlatih keras. Ia mengatakan untuk mempersiapkan triathlon, dirinya secara rutin bangun pukul 3 dini hari dan berlatih sebelum berangkat ke kantor. 
Pada 2012, Chen bahkan mendaki Gunung Kilimanjaro di Tanzania. “Kilimanjaro memiliki keunikan sebagai salah satu dari tujuh puncak yang bisa didaki tanpa peralatan khusus mendaki. Saya ingin menguji sendiri, tapi saya tidak punya waktu untuk bekajar teknik memanjang,” ujarnya ketika menceritakan pengalamannya tersebut. 
Pengacara Tuna Netra di Indonesia 
Bila Google memiliki Chen, seorang in house counsel penyandang disabilitas, Indonesia juga memiliki orang yang memiliki keistimewaan yang sama. Adalah Sugianto Sulaiman, pengacara tersebut. Pria yang mengalami kebutaan pada 1990-an awal ini memulai kariernya di Pos Bantuan Hukum (Posbakum) di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 1996. Di sana, ia memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang tidak mampu. (Baca juga: Begini Cara Notaris Manfaatkan Waktu Di Kala Macet)
Sugianto pernah mengatakan bahwa kondisi fisiknya tidak menggoyahkan tekadnya yang sudah bulat untuk menjadi advokat. Ia berkeyakinan masih ada jalan untuk menjadi advokat yang baik, sama seperti keyakinannya bahwa masih banyak advokat yang baik. Ia memiliki misi pribadi untuk membantu orang tidak mampu dan golongan yang selama ini termarjinalkan. 
“Setidak-tidaknya, saya mencoba berusaha untuk tidak ikut-ikutan. Pokoknya saya berusaha menjadi lawyer yang tidak menghalalkan segala cara-cara yang kotor asal bisa menang,” tegasnya beberapa waktu lalu. 
Selain Chen dan Sugianto, ada banyak penyandang disabilitas yang berkiprah di bidang hukum di negara-negaranya. Afrika Selatan pernah memiliki seorang hakim konstitusi tuna netra Zakeria Mohammad Yacoob. Pria ini yang memimpin Pengadilan Rakyat International yang mengadili pemerintah Indonesia dalam peristiwa 1965. Di Amerika Serikat, selain Chen, ada pula Haben Girma seorang lawyer yang tercatat sebagai lulusan buta tuli pertama di Harvard Law School, sekolah hukum terbaik di Negeri Paman Sam.  (Baca juga: Lawyer-Lawyer ini Hobi Selami Keindahan Bawah Laut)
Kedudukan In House Counsel bagi sebuah perusahaan yang inovatif seperti Google tentu sangat dibutuhkan. Tak sedikit para sarjana hukum di Amerika Serikat (dan juga dari negara lain) yang berlomba-lomba untuk mengejar posisi ini. Namun, dari banyak pelamar, Google memilih Jack Chen sebagai salah seorang di antaranya. 
Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait