Memberantas Hoaks dengan Standar Sama, Jangan Standar Ganda
Pojok MPR-RI

Memberantas Hoaks dengan Standar Sama, Jangan Standar Ganda

Kasus mencuat karena banyak elit yang menjadi korban informasi bohong.

RED
Bacaan 2 Menit

 

Pria berdarah Minang itu mengakui juga menjadi korban hoaks. Diungkapkan ada 6 hoaks yang menimpa dirinya telah dilaporkan kepada aparat hukum, polisi. ”Kali pertama saya melaporkan pada 1 Mei 2017,” ujarnya.

 

Meski dirinya sudah melaporkan kepada polisi namun alumni Universitas Indonesia itu heran sampai di mana proses hukumnya. “Saya sudah melaporkan namun tak ada kejelasan,” akunya. Ia membandingkan dengan kasus pengusutan Ratna Sarumpaet yang begitu cepat kurang dari 24 jam tuntas. “Seharusnya semua masalah diusut seperti itu,” ujar alumni London School of Economics and Political Science itu.

 

Mengenai Ratna Sarumpaet, Fadli sebelumnya percaya pada perempuan seniman itu. Dikatakan banyak perjuangan yang dilakukan seperti membela warga Kampung Aquarium Jakarta. Menurut Fadli, sebagai wakil rakyat dirinya mempunyai kewajiban untuk menerima semua pengaduan masyarakat. “Kewajiban kita menerima aduan dari masyarakat”, tuturnya. Ketika disinggung soal verifikasi, lembaga yang dipimpinnya itu tak punya badan yang melakukan itu. “Tugas kita adalah menyampaikan aspirasi,” tegasnya.

 

Disampaikan kepada peserta diskusi bahwa dirinya telah mendorong Ratna Sarumpaet melapor polisi dan melakukan visum bila benar-benar dianiaya orang. Apa yang dilakukan selama ini menurut Fadli sebagai tindakan kemanusiaan. Dirinya mencontohkan bagaimana Prabowo Subianto menolong TKI yang hendak dihukum mati di Malaysia. Langkah yang dilakukan itu berhasil sehingga mampu menyelamatkan warga Indonesia di negeri jiran.

 

 “Tak ada niat apapun kecuali membantu kemanusiaan,” tuturnya.

 

Atas sikap bohongnya Ratna Sarumpaet, dirinya sangat menyesal. “Kita tak menyangka orang sekritis itu melakukan kebohongan,” sesalnya. Fadli menyebut dalam masalah ini sebagai korban hoaks.

 

Komarudin Watubun anggota MPR Fraksi PDIP sebagai pembicara terakhir mengatakan, masalah Ratna Sarumpaet adalah masalah yang biasa. “Lebih penting peduli pada musibah bencana yang terjadi di Indonesia,” ungkapnya.

 

 Kasus itu membesar menurutnya karena ada orang-orang besar yang dibohongi. Karena yang membela kubu Prabowo Subianto membuat isunya menjadi ramai.

 

Watubun tak khawatir dengan masalah itu. Dikatakan sebenarnya Prabowo Subianto dan Joko Widodo telah memberi teladan persatuan bagi bangsa Indonesia. Dituturkan saat Asian Games mereka berdua berpelukan. “Itu pesan perdamaian," pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait