Di penghujung 2018 dan memasuki tahun politik di 2019, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) menggelar pertemuan dengan sejumlah redaktur media cetak, online dan elektronik. MPR menyerap masukan dan kritik dari para pegiat di beberapa media cetak, online, dan elektronik.
Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah mengatakan evaluasi terhadap publikasi pemberitaan MPR di 2018 menjadi penting dari redaktur senior di media. Apalagi dalam menghadapi tahun politik, publikasi pemberitaan mesti lebih baik. Dia berharap pada tahun 2019 kerjasama akan semakin baik lagi.
"Kita harapkan tahun depan lebih bersinergi lagi. Komunikasi yang sudah terjalin bisa ditingkatkan lagi," ujarnya melalui keterangan tertulis, Minggu (16/12/2018).
Menurut Siti, masukan dan kritik terhadap publikasi dan pemberitaan MPR sepanjang 2018 amatlah penting. Sebab dengan begitu bakal dapat diperbaiki di tahun politik, 2019. Apalagi penyelenggaraan pemilihan umum digelar serentak. Yaitu antara pemilihan presiden dan pemilihan legislatif.
Baginya, Humas MPR dan media adalah sejajar. Karenanya, MPR dan media memiliki kesamaan dalam menyebarkan pemberitaan yang sejuk dan menjaga persatuan di tengah masyarakat, khususnya di tahun politik. "Kita adalah mitra sejajar dan mempunyai kepentingan yang sama," ujar wanita yang akrab disapa Bu Titi ini.
Pertemuan dengan pegiat media dikemas dalam Media Expert Meeting bertajuk Evaluasi Publikasi Pemberitaan MPR Tahun 2018. Siti didampingi Kepala Bagian Pemberitaan dan Layanan Informasi Muhammad Jaya dan Kepala Subag Pemberitaan Budi Muliawan. Acara tersebut digelar di Balikpapan, Sabtu (15/12) kemarin.
MPR, kata Siti, mengapresiasi media yang telah bekerjasama dengan MPR sepanjang 2018. Kerjasama yang terjalin selama ini berjalan dengan baik. Ia mengharapkan pada tahun 2019 kerjasama akan semakin baik lagi. "Pemberitaan MPR diharapkan tetap optimal, Kita lakukan yang terbaik untuk semuanya," katanya.
Peserta media mayoritas menilai tak memungkiri adanya irisan antara pimpinan MPR dan kontestasi politik menjelang pemilu serentak 2019. Dalam kontestasi politik itu para peserta mengharapkan pemberitaan MPR melalui pernyataan pimpinan MPR tetap bernuansa menjaga persatuan bangsa dan mewujudkan pemilu damai dan sejuk.
Salah satu peserta Abdul Rochim mengatakan pemilu serentak di 2019 menjadi momentum MPR meredam potensi kegaduhan di masyarakat. "Ketika banyak berita hoax, fitnah, ujaran kebencian, MPR bisa berperan untuk meredam kegaduhan itu. Ini bisa dilakukan melalui pesan dan pernyataan pimpinan MPR," ujarnya.
Beberapa masukan lain dari awak media adalah berita kegiatan MPR agar juga dikemas dengan infografis, berita MPR tidak hanya tertulis tapi juga dalam bentuk video (gambar) untuk televisi. Sosialisasi Empat Pilar MPR pun dapat dikaitkan dengan isu kekinian, dan lainnya.