Melirik “Ritual” Buka Puasa Bersama di Sejumlah Law Firm
Berita

Melirik “Ritual” Buka Puasa Bersama di Sejumlah Law Firm

Ada yang berbuka puasa dengan anak yatim, ada yang memilih dengan cara yang ‘gaul’.

RIA
Bacaan 2 Menit
Ilustrator: Bas.
Ilustrator: Bas.

Memasuki bulan Ramadhan sebagian orang akan cukup disibukkan untuk mengatur jadwal buka puasa bersama rekan dan kerabat. Undangan dari teman-teman sekolah hingga teman-teman satu organisasi biasanya banyak berdatangan. “Ritual” satu ini pun tak luput dilakukan oleh kebanyakan lawfirm di Jakarta.

Kantor Hukum Susandarini & Partners contohnya. Kepada hukumonline, Susandarini bercerita selama tiga tahun terakhir kantornya rutin mengadakan buka puasa bersama dengan mengundang anak yatim dan piatu.

“Alhamdulillah tiap tahun kita ngundang merekake kantor, buka puasa bersama, salat maghrib bareng-bareng, biasanya ngajak mereka main dulu,” tuturnya.

Perempuan yang akrab disapa Susan ini menjelaskan, sebelum masuk waktu maghrib, anak-anak akan diajak bermain terlebih dulu di luar kantor. Berdekatan dengan lokasi kantor, anak-anak tersebut akan dibawa bermain ke arena bermain yang terdapat di salah satu pusat perbelanjaan. “Kayak kemaren kita ke kidzania,” ucap Susan.

“Setelah itubaru mereka dibawa ke kantor. Nanti kitadi sanaada ceramah, ada salat bareng, buka puasa bareng. Ya sambil berinteraksi juga sama para lawyer. Biasanya sih begitu,” lanjutnya.

Kantor Ginting & Reksodiputro punya kebiasaan yang sedikit berbeda. Partner firma tersebut, Harum Reksodiputro menyampaikan, di sela-sela acara buka puasa bersama yang selalu dipertahankan kantornya, secara urunan lawyer-lawyer di sana menyisihkan sebagian rezekinya untuk berbagi dengan petugas cleaning service.

“Kita ada buka puasa bersama di kantor. Biasanya kita kumpulin uang juga untuk cleaning service. Kemudian aktivitas lainnya mungkin cari panti asuhan, kita coba ikut kumpulin uang terus menyumbang sama-sama,” ungkapnya saat ditemui usai acara Tea Talk with Lawyers, Jumat (5/6).

Sedang di kantor Arfidea KadriSahetapy-Engel Tisnadisastra (AKSET), Mohamad Kadri yang menyebutkan kantor hukumnya sebagai “lawfirm gaul”, berbagi kisah tradisi buka puasa bersama di AKSET salah satunya adalah ngabuburit dengan nonton bareng lawyer dan karyawan.

“Biasa kita suka nonton bareng kalau menuju maghrib. Ya kadang-kadang kita manggil juga penceramah buat isi kultum atau ceramah agama gitu,” ujar Kadri yang berprinsip bahwa harus bisa membuat kantor profesional tapi orang-orang nikmat bekerja di dalamnya.

Jam Kerja Law Firm

Selain tradisi buka bersama, jam kerja juga kerap menjadi sorotan selama bulan Ramadhan. Apalagi, untuk para lawyer yang kerap bekerja hingga larut malam. Apakah ada perubahan jam kerja selama bulan puasa ini?

Kadri yang ditemui hukumonline menjelang bulan Ramadhan mengatakan masih mempertimbangkan jam kerja untuk lawyer AKSET. “Ini lagi memperhitungkan opsi bahwa dia bisa datang lebih cepat, sehingga pulangnya bisa lebih cepat lagi,” tukasnya.

Toh masalah toleransi antar lawyer yang berpuasa dan tidak pun bukan jadi masalah, sebut Kadri. Dengan karyawan sekitar 60 orang, suasana yang terbangun dirasa justru sangat saling menghargai.

“Yang ngga puasa, makan depan kita juga ngga apa-apa. Kita juga masih ngga terlalu kaku (untuk yang berpuasa). Secara ngantuk-ngantuk tidur di mushola ya itu biasa lah,” imbuh Kadri.

Terpisah, Susan dan Harun justru tetap berpegang pada aturan jam kerja sebagaimana biasa. “Buat kita kan professional. Jadi mau puasa atau engga ya biasa aja. Mau shalat, ya silahkan shalat. Waktunya buka puasa, ya buka. Kita ngga terlalu khusus gitu, ya sama aja,” ucap Susan.

Harun pun berkata semua tergantung dari pekerjaan apa yang harus dilakukan dan diselesaikan para lawyer. “Kan kita dalam Islam juga tidak boleh kemudian tidak bekerja karena berpuasa. Kegiatan, bekerja, ya seperti biasa aja kan,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait