Melihat Penyebab Nelayan di Indonesia Minim K3
Terbaru

Melihat Penyebab Nelayan di Indonesia Minim K3

Minimnya kepedulian terhadap keselamatan membuat para nelayan mengabaikan alat-alat keselamatan yang diperlukan seperti alat pelampung. Para nelayan hanya mengandalkan kemampuan berenang untuk dapat selamat di laut.

Ady Thea DA
Bacaan 3 Menit
Ketua SNNU Witjaksono dalam diskusi internasional bertema Hukumonline International Law Webinar Series 2023 Keselamatan Maritim: Tata Kelola dan Penegakan Hukum Kapal Perikanan Nelayan di Indonesia, Kamis (25/5/2023). Foto: Tangkapan layar zoom
Ketua SNNU Witjaksono dalam diskusi internasional bertema Hukumonline International Law Webinar Series 2023 Keselamatan Maritim: Tata Kelola dan Penegakan Hukum Kapal Perikanan Nelayan di Indonesia, Kamis (25/5/2023). Foto: Tangkapan layar zoom

Setiap pekerjaan prinsipnya harus mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Prinsip tersebut menjadi penting diimplementasikan dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Tak hanya pekerjaan yang dikerjakan di darat, bahkan pekerjaan di laut pun seperti nelayan juga harus mengutamakan K3.

Ketua Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (SNNU) Witjaksono, mengatakan anggotanya pernah mengalami kecelakaan kerja saat menangkap ikan di laut. Peristiwa mencekam di tengah laut kala itu masih terekam dalam ingatan Witjaksono. Jaring yang digunakan untuk menangkap ikan terputus. Alhasil berdampak merobek perut salah satu nelayan.

Kondisi darurat di tengah laut itu membuat semua yang ada di kapal kebingungan. Akhirnya meminta bantuan aparat kepolisian untuk membawa korban menggunakan kapal cepat (speed boat). Nasib baik masih berpihak, nelayan tersebut selamat. Selain itu ada juga preman yang bertobat ketika sebulan berada di laut untuk menangkap ikan. Hal itu memberi contoh kondisi di laut yang sangat sulit dan berbahaya.

“Nelayan itu orang-orang yang hebat karena mereka mampu menghadapi kondisi di laut,” kata Witjaksono dalam diskusi internasional bertema Hukumonline International Law Webinar Series 2023 Keselamatan Maritim: Tata Kelola dan Penegakan Hukum Kapal Perikanan Nelayan di Indonesia, Kamis (25/5/2023).

Baca juga:

Witjaksono menjelaskan, organisasi yang dipimpinnya berada di 28 provinsi dan 350 kota di seluruh Indonesia. Anggotanya merupakan masyarakat anggota NU yang bertempat tinggal di wilayah pesisir. Tercatat jumlah anggota NU yang ada di wilayah pesisir sekitar 54 juta orang. SNNU bertanggungjawab untuk mendorong peningkatan taraf hidup mereka di sektor pendidikan, kesehatan, budaya, hingga ekonomi.

Pria yang biasa disapa Mas  Witjak itu menilai,  pendapatan yang bisa dibawa pulang nelayan tergolong lumayan baik. Misalnya untuk kapal kapasitas di atas 100GT dan melaut lebih dari satu bulan, nahkoda kapal bisa membawa pulang Rp100 juta. Sedangkan anak buah kapal (ABK) bisa mengantongi 15 juta untuk di bawa pulang. Tapi mereka tidak bisa memanfaatkan pendapatannya itu dengan baik, sehingga yang diberikan kepada keluarga jumlahnya tak banyak. Akibatnya keluarga nelayan terjerat dalam kemiskinan.

Halaman Selanjutnya:
Tags:

Berita Terkait