Masih Ada Penjualan Elpiji Subsidi Tak Sesuai Ketentuan
Berita

Masih Ada Penjualan Elpiji Subsidi Tak Sesuai Ketentuan

Pengawasan harus tetap ada untuk menghindari penyimpangan.

KAR
Bacaan 2 Menit
Pertamina. Foto: Sgp
Pertamina. Foto: Sgp
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kg di beberapa daerah menjelang bulan Ramadhan. Menurut Anggota Komisi VII DPR, Rofi Munawar, PT Pertamina belum mampu menjamin distribusi harga dan stabilitas ketersediaan bagi konsumen. Ia prihatin masih adanya penjualan elpiji subsidi yang tidak sesuai dengan ketentuan.

“Pengelolaan Elpiji 3 kg memprihatinkan. Hampir sepanjang tahun ini tak pernah sepi dari beragam masalah seperti distribusi, harga, dan penyelewengan berdasarkan temuan di lapangan,” ujar Rofi dalam keterangan persnya, Senin (9/6).

Ia juga mencatat, konsumsi elpiji 3 kg telah melonjak naik akibat adanya kenaikan hara elpiji non-subsidi 12 kg. Menurutnya, hal itu mempengaruhi kelangkaan elpiji subsidi 3 kg di kalangan masyarakat. Bahkan, di tengah situasi demikian Pertamina masih mengalami keterlambatan pemasokan.

“Kenaikan harga dan kelangkaan Elpiji pasti akan menambah beban ekonomi bagi masyarakat, karena di sisi lainnya harga-harga komoditas pangan juga telah mengalami kenaikan cukup signifikan saat ini,” katanya.

Ia meminta Pertamina membuat rumusan yang lebih terintegrasi dalam melaksanakan pengawasan alur distribusi. Ia mengakui Pertamina telah melakukan inventarisasi permasalahan elpiji. Hanya saja, menurut Rofi, hal itu ternyata masih tidak sejalan dengan realitas di lapangan yang belum memuaskan.

“Karena secara nyata, harga distribusi yang diserahkan ke agen telah membuat konsumen mendapatkan Elpiji yang lebih mahal,” ungkap Rofi.

Kendati demikian, Rofi mengapresiasi Pertamina yang telah menambah pasokan elpiji 3 kg. Ia optimis hal itu bisa mengantisipasi lonjakan konsumsi saat bulan Ramadan. Namun dirinya mengingatkan, penambahan pasokan ini harus tetap di iringi dengan pengawasan dan alokasi distribusi yang baik.

“Pengawasan harus tetap ada. Ini untuk menghindari penyimpangan dan harga yang tidak sesuai ketentuan,” tambahnya.

General Manager Pertamina Marketing Operation Region V, Giri Santoso, menjamin pasokan elpiji di wilayah operasinya. Ia menegaskan, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT aman. Namun, tak akan kekurangan pasokan gas elpiji menjelang bulan puasa. Pasalnya, menurut Giri, pihaknya telah mengambil langkah antisipasi datangnya puasa dengan menyiapkan tambahan stok elpiji.

"Pertamina melakukan upaya penambahan stok hingga pembentukan Satgas. Peningkatan akan diupayakan sekitar 10-12 persen dari konsumsi normal sekitar 91.600 metrik ton (MT) per bulan,” ujarnya.

Sementara itu, untuk wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten Pertamina akan menambah pasokan 2,95 juta tabung. Penambahan pasokan akan dilaksanakan pada minggu kedua bulan Juni ini untuk sejumlah kawasan di empat provinsi tersebut. "Pertamina mengambil langkah ini supaya masyarakat dapat dengan mudah memperoleh elpiji 3 kilogram," tambah Giri.

Giri menyampaikan, biasanya sekitar bulan puasa memang sering terjadi peningkatan konsumsi. Ia mencatat, peningkatan tersebut umum terjadi di awal dan akhir Ramadan. Menurut Giri, daerah yang peningkatannya cukup signifikan mencakup Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat. Sementara itu, Giri yakin untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara Timut cenderung stabil.

Lebih lanjut Giri mengatakan, saat ini konsumsi elpiji 3 kg dapat terpenuhi dengan baik. Ia mengungkapkan, baru 46 persen jumlah kuota yang terealisasi yang yang ditetapkan pemerintah. Sementara itu, kondisi harga di wilayah tersebut terpantau di kisaran harga yang stabil baik di agen maupun pangkalan.

"Sejauh ini penyaluran elpiji 3 kg berjalan lancar dan stock di Region V juga berada di level aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," tegas Giri.
Tags:

Berita Terkait