Marak Kasus Ginjal Akut, Pemerintah Diminta Beri Alternatif Obat Sirup bagi Anak
Terbaru

Marak Kasus Ginjal Akut, Pemerintah Diminta Beri Alternatif Obat Sirup bagi Anak

Agar ada kepastian dan tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat, serta memberikan alternatif obat.

Rofiq Hidayat
Bacaan 3 Menit

Mantan Ketua DPR periode 2014-2019 itu meminta Kemenkes melalui Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) untuk terus memonitor perkembangan kasus gagal ginjal akut di seluruh daerah. Selain itu, tetap melaksanakan dan mengoptimalkan penanganan, serta menyiapkan sarana dan prasarana kesehatan guna menghadapi kemungkinan meningkatnya kasus AKIUO yang terjadi dalam dua bulan terakhir.

Politisi Partai Golkar itu meminta para orang tua agar selalu memperhatikan tata cara menghadapi penyakit tersebut, serta tidak panik dan tetap waspada apabila anak mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut. Kewaspadaan orang tua penting sebagai upaya deteksi dini. “Guna mendapat pertolongan atau penanganan yang cepat bagi anak,” ujarnya.

Terpisah, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya memutuskan pelarangan sementara terhadap obat sirop bagi anak-anak sebagai upaya konservatif dalam mencegah meluasnya gagal ginjal akut. Menurutnya, langkah tersebut diambil sembari menunggu BPOM melakukan finalisasi temuannya terhadap tiga zat kimia berbahaya pada sirop.

Menurutnya, terdapat 99 balita yang meninggal akibat terdeteksi terkena gagal ginjal akut terdeteksi memiliki 3 zat kimia berbahaya yakni ethylene glycol (EG), diethylene glycol (DEG), dan ethylene glycol butyl ether (EGBE). Dia pun menempuh jalan konservatif dengan mengambil sampel darah, serta memeriksa apakah terdapat zat kimia berbahaya yang merusak ginjal. Selanjutnya, menyambangi rumahnya dengan mengecek obat-obatan apa saja yang dikonsumsi. “Saat ini rumah sakit sudah mulai penuh,” kata Budi Gunadi.

Dia melanjutkan Kemenkes melarang penggunaan obat-obatan sirop mengingat balita yang teridentifikasi mengalami gagal ginjal akut sudah mencapai 35-an per bulan. Menurutnya, kasus gagal ginjal akut anak terjadi di banyak negara lain. Seperti negara India dan China. Dia menerangkan segala macam zat kimia ethylene glycol, diethylene glycol, dan ethylene glycol butyl ether menyebabkan kematian di banyak negara. “Seperti kita lihat obat yang dikonsumsi korban meninggal itu diproduksi di sini,” katanya.

Sebelumnya, Kemenkes melarang dokter dan tenaga kesehatan lainnya untuk meresepkan obat-obatan dalam bentuk cair atau sirop. Larangan ini merupakan bagian dari kewaspadaan di tengah melonjaknya kasus gagal ginjal akut yang banyak menyerang anak-anak di Indonesia. Larangan tersebut dituangkan dalam Surat Edaran Kemenkes Nomor SR.01.05/III/3461/2022 tentang Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal pada Anak. Selain itu, dalam surat edaran tersebt melarang seluruh apotek di Indonesia menjual obat bebas dalam bentuk sirop kepada masyarakat.

Tags:

Berita Terkait