Leiden Law School Optimis Masih Diminati Mahasiswa Indonesia
Berita

Leiden Law School Optimis Masih Diminati Mahasiswa Indonesia

Memiliki tradisi yang panjang dengan Indonesia.

ALI
Bacaan 2 Menit
Dekan Leiden School of Law, Belanda, Prof. Rick Lawson. Foto: RES
Dekan Leiden School of Law, Belanda, Prof. Rick Lawson. Foto: RES

Ada banyak pilihan belajar hukum di luar negeri bagi Indonesia. Dari awal kemerdekaan hingga periode 1990an, Belanda dianggap sebagai ‘kiblat’ bagi pemuda Indonesia yang belajar hukum. Namun, kini, pilihan itu sudah semakin beragam, ada yang memilih pergi ke Australia atau ke Amerika Serikat.

Dekan Leiden Law School Rick Lawson mengaku optimis bila kampus yang dipimpinnya masih bisa menarik minat mahasiswa Indonesia untuk belajar hukum di sana.

“Saya percaya bahwa kami masih memiliki reputasi yang solid di Indonesia. Kami punya tradisi yang panjang menerima mahasiswa Indonesia. Jadi, saya cukup optimis bahwa kami akan melanjutkan menarik minat mahasiswa-mahasiswa Indonesia,” jelasnya kepada hukumonline.

Rick mengatakan bahwa dia mengaku bisa memahami bila ada beberapa mahasiswa Indonesia memilih belajar hukum di Australia dan Amerika Serikat. Alasannya, karena Australia jaraknya cukup dekat dengan Indonesia dan memiliki kampus-kampus hukum yang bagus.

“Saya juga bisa memahami pilihan (belajar hukum,-red) ke Amerika Serikat, karena AS adalah mitra perdagangan yang penting dan berpengaruh bagi Indonesia. Itu adalah pilihan yang logis,” ujarnya usai berkunjung ke Indonesia Jentera School of Law, Kamis (5/6).

Meski begitu, lanjut Rick, masih banyak pula mahasiswa Indonesia yang memilih belajar hukum di Eropa, seperti di Inggris atau Belanda. Selain tradisi yang panjang, Rick optimis reputasi kampusnya masih cukup menarik minat mahasiswa Indonesia.

“Jika kita melihat ke ranking, kami adalah salah satu dari sekolah hukum besar di internasional. Kami berada di nomor 23 se-dunia di QS Ranking - ajang pemeringkatan universitas-universitas di dunia yang dilansir oleh British Quacquarelli Symonds- . Itu artinya kami adalah universitas yang bagus,” jelasnya.

Rick mengklaim Leiden Law School telah mampu menarik minat mahasiswa-mahasiswa mancanegara. Yakni, dari Amerika, Asia, negara-negara Eropa, termasuk juga Indonesia. Ia mengaku menyambut baik mahasiswa-mahasiswa Indonesia, tetapi tak terlalu tergantung kepada mereka.

“Jika pun kami memiliki mehasiswa yang lebih sedikit dari Indonesia, itu bukan masalah besar bagi kami. Tapi, mereka kami sambut dengan baik di kampus kami,” ujarnya.

Alumnus Leiden Law School asal Indonesia, Aryanti Hoed mengatakan dirinya memiliki beberapa alasan mengapa memilih kampus itu untuk meraih gelar masternya. Beberapa alasannya adalah karena biayanya yang relatif terjangkau di banding kampus lain, dan program yang ditawarkan cukup ‘praktikal’.

“Mata kuliah yang diajarkan cukup ‘straight forward’ sehingga bisa langsung dipraktikkan,” tutur alumnus yang menjadi mahasiswa Leiden pada 1998 dengan jurusan International Business Law ini.

Sementara, beda halnya dengan Robert Sidauruk. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali, ini lebih memilih melanjutkan kuliah hukum-nya ke Australia. Pria yang juga menggeluti jurusan hukum bisnis ini juga memiliki beberapa alasan mengapa lebih memilih negeri Kanguru tersebut.

Pertama, Robert mengaku jurusan yang digelutinya –hukum bisnis- lebih cocok untuk dipelajari di Australia. Lepas dari lingkup sistem hukum yang sudah tak lagi berpengaruh, tetapi mau tak mau sistem hukum common law (yang dianut Australia) masih menjadi acuan dalam dunia bisnis.

“Misalnya dalam hal arbitrase atau perselisihan kontrak,” ujar pria yang menggaet Master of Business Law dari Curtin University pada 2013 ini.

Kedua, Robert menuturkan alasan bahasa juga menjadi salah satu pertimbangannya. “Di Belanda, kehidupan sehari-harinya menggunakan bahasa Belanda. Di Australia kan, di kelas dan kehidupan sehari-harinya menggunakan bahasa Inggris,” ujarnya.

Selain itu, lanjut Robert, Australia lebih ramah dalam memberikan visa kerja kepada mahasiswa yang ingin menuntut ilmu sambil bekerja.

Tags:

Berita Terkait