Konferensi Parlemen Asia Afrika Harus Beri Solusi Permasalahan Dunia
Berita

Konferensi Parlemen Asia Afrika Harus Beri Solusi Permasalahan Dunia

Dalam rangka merespon persoalan di segala bidang, perlu segera dibangun komunikasi efektif antar benua dalam wadah forum kerjasama antar Parlemen Asia – Afrika.

RFQ
Bacaan 2 Menit
Presiden Jokowi dan Ketua DPR Setya Novanto dalam acara pembukaan Konferensi Parlemen Asia Afrika, Kamis (23/4). Foto: RES
Presiden Jokowi dan Ketua DPR Setya Novanto dalam acara pembukaan Konferensi Parlemen Asia Afrika, Kamis (23/4). Foto: RES
Konferensi Parlemen Asia Afrika (KPAA) resmi dibuka Presiden Joko Widodo di Gedung Kura-Kura MPR, Kamis (23/4). Sejumlah gagasan yang akan dibahas antaralainpersoalan dunia mulai kesehatan, perdagangan, lingkungan hidup, investasi hingga pembangunan berkelanjutan. Setidaknya, KPAA menjadi forum dalam rangka mencari solusi permasalahan dunia.

“Upaya mencari solusi atas masalah dunia yang kian kompleks harus  dilakukan bersama,” ujar Ketua DPR Setya Novanto dalam sambutan pembukaan KPAA.

Perhelatan KPAA merupakan rangkaian dari peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar di Bandung, Jawa Barat. KPAA yang mengusung tema ‘Penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan’ menitikberatkanpada pembahasan pembangunan berkelanjutan. Persoalan kemiskinan menjadi bagian dari sorotan KPAA.

Upaya mencari solusi atas persoalan dunia semakin kompleks. Itu sebabnya dibutuhkan kerja sama yang luar biasa dan bersifat konkrit. Targetnya, kata Setya Novanto, keberlangsungan hidup umat manusia. Atas dasar itulah kemitraan strategis baru Asia Afrika mesti terus diperkuat. “Untuk bisa melangkah maju sesuai kebutuhan nyata,” katanya.

Ia berharap kemitraan strategis baru tersebut dapat memberikan kekuatan baru yang efektif dalam membuka jalan bagi keberhasilan dalam memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Nah, dalam rangka merespon semua tantangan permasalahan dunia itulah KPAA diharapkan dapat menghasilkan sebuah komitmen baru dalam bentuk deklarasi.

Politisi Partai Golkar itu berpandangan,isi deklarasi nantinya diharapkan dapat mengajak semua peserta dalam membangun kebersamaan untuk melaksanakan agenda pembangunan setelah 2015. Antara lain menekankan perlunya kerja sama di bidang infrastruktur, agri bisnis, energi, perdagangan, investasi dan pengelolaan lingkungan.

“Oleh karena itu, perlu segera dibangun komunikasi efektif antar benua dalam wadah forum kerjasama antar Parlemen Asia – Afrika,” katanya.

Dalam rangka ulang tahun ke-60 KAA, DPR RI berinisiatif mengusulkan pembentukan forum parlemen Asia-Afrika dengan membentuk Asian African Parlementary Group. Tak saja bernilai sejarah, namun KAA memiliki program kerja sama konkrit dalam memajukan kawasan Asia –Afrika.

“Kita peserta konferensi ini ingin segera melihat perdamaian dan kesejahteraan di Asia dan Afrika. Kita ingin rakyat di Asia dan Afrika hidup sejahtera, dengan rasa aman, dalam stabilitas dan keamanan dunia yang terjamin, dengan sistem dunia yang adil,” katanya.

Presiden Joko Widodo dalam sambutan pembukaan  menyatakan setuju dengan tema yang diusung KPAA. Menurutnya,negara-negara Asia-Afrika dituntut melakukan gerakan kerja sama oleh para pendahulunya dengan mengedepankan persaudaraan dan solidaritas. Tak saja tugas pemerintah, tetapi parlemen memiliki peranan penting sebagai representasi rakyat.

“Karena agenda yang dibahas masalah pertanian, kesejahteraan, dan solidaritas untuk Palestina,” katanya

Jokowi berpandangan kerja sama yang dibahas KAA serta forum ekonomi dunia akan berjalan dengan dukungan forum parlemen Asia – Afrika melalui mekanisme check an balance. Ia berpendapat, bentuk representasi rakyat membuktikan parlemen melaksanakan amanat rakyat. “Bentuk representasi rakyat, suara rakyat suara Tuhan,” katanya.

Mantan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menjadi pembicara dalam acara tersebut berpandangan dalam peringatan KAA, kawasan negara Asia-Afrika dapat terbebas dari kemiskinan. Asia, menurutnya pusat ekonomi seperti  Cina, Jepang. Namun ke depan negara kawasan Afrika seperti Rwanda diharapkan menjadi pusat ekonomi. Banyaknya persoalan dunia yang dihadapi, menjadi tantangan bagi negara-negara Asia- Afrika.

SBY yang kini menjabat Ketua Global Green Growth Institute itu berpandangan, tugas parlemen di dunia mesti dapat meyakinkan pemerintah agar dapat menjalankan pemerintahan menjadi lebih baik bagi rakyatnya. Untuk itulah, Asia dan Afrika mesti menyebarkan  perdamaian.

“Angola dan Mozambik akhiri perang mereka. Rwanda akhiri perang etnis. Di Indonesia separatisme sudah mulai diminimalkan, hidup berdampingan dalam damai.  Stabilitas ini harus dilebarkan teru‎s. Kita harus dukung kemerdekaan Palestina. Kita harus damaikan juga Yaman,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait