Koalisi CekFakta Publikasikan 107 Artikel Sepanjang Pemungutan Suara Pemilu 2024
Melek Pemilu 2024

Koalisi CekFakta Publikasikan 107 Artikel Sepanjang Pemungutan Suara Pemilu 2024

Terus melakukan monitoring bila terdapat disinformasi yang dapat menyebabkan konflik. Pemeriksa fakta tidak bisa hanya mengandalkan sumber-sumber dari otoritas, tapi butuh verifikasi lebih mendalam ke lapangan.

Mochamad Januar Rizki
Bacaan 3 Menit
Ilustrasi
Ilustrasi

Momen hajatan besar pemilihan umum (Pemilu) 2024 dimanfaatkan pihak-pihak tidak bertanggung jawab dengan membuat konten-konten palsu di media sosial. Tujuannya menjelek-jelekan salah satu pihak bahkan mengadu domba para kelompok pendukung pasangan calon peserta pemilu.

Pentingnya menangkal informasi hoaks, Gerakan periksa fakta kolaboratif CekFakta.com yang dikelola tiga organisasi pers merampungkan proses pemantauan mis/disinformasi selama hari pencoblosan 14 Februari 2024. Yakni dengan melibatkan lebih dari 100 media lokal dan nasional di seluruh Indonesia. Ketiga organisasi pers itu adalah Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) AJI Indonesia, Ika Ningtyas  menjadi koordinator periksa fakta kolaboratif pada hari pemungutan suara, menegaskan pentingnya aktivitas ini untuk membantu publik menyikapi proses pemilu.  Dia menilai saban kali hari H pencoblosan kertas suara di Tempat Pemilihan Sementara (TPS) biasanya diikuti hoaks yang menargetkan pemilih dan penyelenggara pemilu.

“Kita perlu memonitor juga jika ada disinformasi yang dapat menyebabkan konflik,” katanya.

Baca juga:

Dibandingkan Pemilu 2019, menurut Ika proses cek fakta pada Pemilu 2024 jauh lebih menantang, karena di tengah dugaan kecurangan pemilu dan tidak netralnya aparatur sipil negara. Dengan begitu, pemeriksa fakta tidak hanya mengandalkan sumber yang memiliki otoritas, tapi butuh verifikasi lebih mendalam ke lapangan. Untuk membantu publik melaporkan hoaks yang mereka terima, CekFakta.com membuka akun pengaduan atau tipline di WhatsApp nomor +62 811-1000-0579.

Ketua Umum Mafindo, Septiaji Eko Nugroho memastikan gerakan cekfakta di Indonesia juga bekerjasama intensif dengan masyarakat sipil yang mengawal proses pemilu dan lembaga penyelenggara pemilu. Seperti Komisi Pemilihan Umum  (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Dia menjelaskan koalisi memeriksa 56 konten hoaks dan mempublikasikan 107 artikel penangkal hoaks selama hari pemungutan suara Pemilu 2024. Tak hanya itu, keterlibatan relawan antihoaks dari berbagai kota dan lintas organisasi masyarakat sipil untuk ikut memonitor informasi bohong pada hari pencoblosan menjadi penting sebagai respons cepat penanganan hoaks pemilu.

“Kita juga berkoordinasi dengan beberapa platform digital yang banyak digunakan masyarakat Indonesia supaya penanganan bisa dilakukan lebih responsif,” katanya. 

Setidaknya hingga sampai saat ini, ada 51 organisasi masyarakat sipil dan perguruan tinggi, yang sudah menandatangani nota kesepahaman dengan CekFakta.com untuk menyebarkan prinsip dan konten cekfakta ke komunitas masing-masing. 

Ketua Umum AMSI Wahyu Dhyatmika mengapresiasi semua media lokal dan nasional yang terlibat dalam kolaborasi cekfakta selama Pemilu 2024. Menurutnya, partisipasi aktif dari ratusan media dan anggota AMSI dalam kegiatan periksa fakta menunjukkan adanya semangat yang tinggi untuk berinovasi digital.

“Dan meningkatkan relevansi dan keterpercayaan publik pada media,” katanya. 

Selain kegiatan patroli hoaks dan periksa fakta selama hari pencoblosan 14 Februari 2024, koalisi CekFakta.com juga rutin melakukan live fact checking dalam lima kali debat calon presiden dan wakil presiden. Kegiatan itu bertujuan untuk memastikan setiap pernyataan kandidat berdasarkan pada data dan fakta yang bisa diakses khalayak ramai. Seluruh rangkaian kegiatan cekfakta selama Pemilu 2024 didukung oleh Google News Initiative, yang telah mendukung kolaborasi ini sejak enam tahun silam. 

Sekedar diketahui, total ada 131 media lokal dan nasional yang terlibat dalam kerja besar patroli hoaks di media sosial dan aplikasi percakapan sejak pukul 05.00 hingga 20.00 waktu Indonesia bagian barat. Sebanyak 25 media merupakan mitra CekFakta.com yang sudah terlibat sejak pendirian gerakan kolaborasi setahun sebelum Pemilu 2019. 

Media yang berpartisipasi, mengerahkan pemeriksa fakta dari internal setelah mendapat pelatihan intensif mengenai metode debunking dan prebunking hoaks di ranah digital sejak 2020. Verifikasi final atas konten pemeriksaan fakta dari media mitra sebelum diunggah ke situs CekFakta.com dilakukan tim editor dari tiga organisasi pendiri AJI, AMSI dan Mafindo. Artikel yang sudah dimuat di CekFakta.com bebas direpublikasi oleh semua media mitra yang tergabung dalam koalisi ini. 

Tags:

Berita Terkait