Kisah Syamsul Jahidin: dari Satpam hingga Jadi Lawyer
Terbaru

Kisah Syamsul Jahidin: dari Satpam hingga Jadi Lawyer

Dari satpam hingga kuliah hukum, semua dilakoni untuk mewujudkan cita-cita masa kecil: menjadi pembela.

Tim Publikasi Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Managing Partner ANF Law Firm, Syamsul Jahidin. Foto: istimewa.
Managing Partner ANF Law Firm, Syamsul Jahidin. Foto: istimewa.

Siapa yang bersungguh-sungguh, pasti akan mendapatkan hasilnya. Kalimat bijak ini memotivasi Managing Partner ANF Law Firm, Syamsul Jahidin, ketika melakoni perjalanan hidupnya. Ia percaya, kesungguhan adalah jalan menuju kesuksesan. Pun, saat kesungguhan yang sama juga mengantarkan dirinya, dari seorang petugas keamanan perusahaan menjadi lawyer muda yang sepak terjangnya mulai dikenal saat menangani perkara pidana, perdata, maupun ketenagakerjaan.

 

Syamsul Jahidin lahir di Pangesangan, Mataram, Nusa Tenggara Barat—31 tahun lalu. Namanya tercatat sebagai advokat anggota Dewan Pengacara Nasional (DPN) dan hingga kini banyak menyelesaikan perkara litigasi dan nonlitigasi. Ia yang berfokus pada keadilan dan kepuasan klien; banyak terlibat dalam membela hak buruh dan pekerja—bahkan sering kali turun ke jalan bersama para aktivis.

 

Profesi lawyer lantas dipilihnya dengan mantap. Apalagi sejak kecil, ia sudah bercita-cita menjadi pembela orang-orang yang teraniaya dan butuh bantuan hukum. “Ketika masih SMA, salah seorang guru bertanya tentang cita-cita saya. Spontan, saya menjawab mau jadi pembela,” kata Syamsul.

 

Perjalanannya menjadi ‘pembela’ pun tak mudah. Kali pertama datang ke Jakarta, ia memulai karier sebagai seorang satpam: tanpa sanak saudara, hanya bermodalkan ijazah SMA dan dua setel pakaian. 

 

“Saya berjalan kaki setiap hari dari tempat kerja hingga indekos selama empat bulan. Itu pengalaman yang tidak bisa saya lupakan sebagai seorang satpam di perusahaan daerah Jeruk Purut,” kenang Syamsul.

 

Bekerja Sambil Menyelesaikan Kuliah

Dengan bekerja sebagai satpam, Syamsul Jahidin berhasil membiayai dan menyelesaikan kuliahnya di beberapa tempat. Ia tercatat sebagai lulusan Fakultas Hukum Universitas Sabili STIH Bandung pada 2019; Lulusan S1 Ilmu Komunikasi, Jurusan Advertising Komunikasi, Universitas Muhammadiyah pada 2021; serta S2 Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Jakarta pada 2022. Pada saat bersamaan, ia juga menempuh pendidikan Magister Hukum Militer di Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM); dan menjadi kandidat doktor di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta. 

 

Satu hal yang menarik dari perjalanannya menjadi seorang lawyer. Selama menempuh pendidikan di universitas, ia tak segan mencari tempat tidur beralas koran untuk menghilangkan kantuk dan lelah. “Saking lelahnya, saya sering tidur di mana saja. Mandi juga di SPBU,” Syamsul menambahkan.

Tags:

Berita Terkait