Kisah Pencari Keadilan yang ‘Main Hakim Sendiri’
Resensi

Kisah Pencari Keadilan yang ‘Main Hakim Sendiri’

Main hakim sendiri ternyata hanya akan menimbulkan permasalahan yang lebih besar.

ALI
Bacaan 2 Menit
Kisah Pencari Keadilan yang ‘Main Hakim Sendiri’
Hukumonline

Dalam kehidupan sehari-hari, Anda mungkin pernah mendengar kisah atau bahkan menyaksikan langsung pencopet yang babak belur dihajar warga. Aksi warga seperti itu biasanya disebut ‘main hakim sendiri’. Fenomena ‘main hakim sendiri’ bisa disebabkan banyak faktor, salah satunya ketidakpercayaan terhadap proses hukum. Nah, pabrik film Hollywood baru saja meluncurkan film yang mengangkat potret ketidakpercayaan masyarakat terhadap hukum. Judulnya “Seeking Justice”.

Kisah ini berawal dari pasangan suami istri, Nick Gerard (diperankan oleh Nicolas Cage) dan Laura (diperankan oleh January Jones). Laura dianiaya dan diperkosa oleh seorang pria. Di ruang tunggu Rumah Sakit, ketika menemani istrinya yang dirawat, Gerard didatangi oleh seorang pria bernama Simon. Ia mengaku mengenal pelaku kejahatan itu dan menawarkan ‘bantuan’ untuk Gerard.

“Jika Anda mau, kami akan mengurus semua ini untuk Anda,” ujar Simon yang diperankan oleh aktor Guy Pearce.

Gerard sempat kebingungan dengan kehadiran Simon. Ia menanyakan apa maksudnya ingin ‘mengurus semua’ ini, apakah ingin menahan pelakunya. “Anda ini siapa, apakah Anda polisi?” tanya Gerard lagi.

Simon mengatakan dirinya hanya orang biasa yang pernah memiliki nasib yang mirip dengan Gerard. Dahulu, istri Simon juga korban kekerasan dan perkosaan laki-laki yang tak dikenal. Ia pun mencari pelakunya sendiri, membalas perbuatannya atau main hakim sendiri.

Awalnya, Gerard ragu menuruti saran Simon. Ia ingin kasus ini diproses secara hukum. Namun, akhirnya, keyakinannya pun goyah, setelah mendengar penjelasan Simon mengenai proses hukum yang harus Gerard lewati. Proses hukum yang berlarut-larut. 

“Jika Anda menyerahkan ini ke polisi, setidaknya perlu waktu enam bulan untuk tes DNA pelaku. Setelah itu, baru pelaku dibawa ke persidangan. Dalam rentang waktu itu, tak menutup kemungkinan si pelaku akan melakukan hal serupa ke wanita lain,” jelas Simon panjang lebar.

Singkat cerita, Gerard akhirnya menyerahkan kasus ini ke jaringan atau grup yang dipimpin oleh Simon. Di Amerika Serikat, kelompok semacam ini dikenal dengan sebutan ‘Vigilante Group’. Si pelaku akhirnya mati terbunuh. Namun, di sinilah dimulainya konflik besar dalam film yang disutradarai oleh Roger Donaldson. Ternyata, pertolongan yang diberikan Simon –dan jaringannya- tidak gratis. Gerard harus mematuhi perintah kelompok ‘main hakim sendiri’ ini untuk membunuh orang lain.

Judul

Seeking Justice

Durasi

105 menit

Sutradara

Roger Donaldson

Pemain

Nicolas Cage, Guy Pearce, January Jones, Jennifer Carpenter

Sekilas, film Seeking Justice ini tak berbeda jauh dengan film-film hukum yang kebanyakan beredar. Ide ceritanya masih seputar kekecewaan warga masyarakat terhadap proses hukum yang lama dan berbelit-belit sehingga membuat mereka melakukan kegiatan main hakim sendiri. Cerita sejenis dapat kita temui dalam film-film hukum seperti Law Abiding Citizen, atau Time To Kill (yang berasal dari novel karya John Grisham).

Namun, dalam Seeking Justice, si sutradara berusaha untuk mengeksplorasi cerita setelah terjadinya tindakan ‘main hakim sendiri’. Bagaimana Gerard harus terjebak dalam kelompok ‘Vigilante’ untuk balas budi. Dan bagaimana dia harus berjuang dengan keras untuk keluar dari kelompok ini.

Salah satu hikmah yang bisa diambil adalah dampak besar dari perbuatan ‘main hakim sendiri’. Untuk diterapkan di dunia nyata, sikap main hakim sendiri tentu bukan sesuatu yang layak direkomendasikan. Karena masih ada cara-cara yang baik untuk menegakan hukum tanpa harus melanggar hukum. Cara-cara yang masih berada dalam koridor hukum.

Misalnya, kisah yang diangkat dalam film Conviction. Yakni, kisah seorang wanita yang berusaha membongkar peradilan sesat yang menimpa kakak kandungnya. Di film ini dikisahkan si wanita harus menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengeluarkan kakaknya dari penjara. Film Conviction patut dicontoh, karena cara yang dilakukannya adalah cara yang ‘halal’, bukan dengan cara main hakim sendiri.

Semoga para yustisiabel (pencari keadilan) di Indonesia tak hanya menonton film-film ini, tetapi juga bisa memilah-milah contoh baik yang bisa digunakan terhadap kasus yang mereka alami.

Tags:

Berita Terkait