Organisasi Wanita Peradilan atau Darmayukti Karini (DYK) telah berdiri sejak 25 September 2002 di Surabaya yang dilandasi oleh SK Ketua Mahkamah Agung RI No. KMA/07/SK/II/2002. Darmayukti Karini ini sebagai suatu wadah yang mempersatukan ibu-ibu di Mahkamah Agung (MA) Republik Indonesia dan seluruh Badan Peradilan di Indonesia.
Belum lama ini, pelantikan dan pengambilan sumpah para pengurus pusat DYK Masa Bakti 2022-2025 telah dilangsungkan pada Rabu (16/2/2022) kemarin. Ketua Mahkamah Agung Prof Syarifuddin selaku Pembina DYK secara langsung melantik dan mengambil sumpah jajaran pengurus pusat tersebut di kantor Mahkamah Agung, Jakarta. Wakil Ketua Mahkamah Agung bidang non-Yudisial, para Ketua Kamar Mahkamah Agung, para Pejabat Eselon 1 Mahkamah Agung, dan undangan terbatas lainnya turut menghadiri acara pelantikan tersebut.
Sebagaimana dipublikasikan pada laman berita resmi Mahkamah Agung Republik Indonesia berjudul, Ketua Mahkamah Agung menyampaikan bahwa para anggota DYK mempunyai tugas penting untuk mendukung kinerja aparatur peradilan baik dalam hal unsur hakim, kepaniteraan, ataupun kesekretariatan.
“Dukungan dan kontribusi Dharmmayukti Karini tidak dapat dipandang sebelah mata. Dalam budaya ketimuran, seorang wanita, (khususnya seorang istri) merupakan unsur sosial yang sangat berperan dan ikut menentukan keberhasilan kinerja seorang suami. Dalam menjalankan kewajibannya baik dalam kedinasan maupun di luar kedinasan, aparatur peradilan memerlukan sosok istri yang mampu menjalankan perannya sebagai pendukung sekaligus pendamping suami dalam menjalankan tanggung jawabnya,” ujar Syarifuddin.
Terlebih dari kacamatanya, seluruh anggota DYK memikul tanggung jawab besar menghadirkan nuansa rumah tangga yang rukun dan harmonis. Dimana kondisi keluarga yang demikian akan berimplikasi pada kinerja yang baik dari segenap aparatur peradilan. Terkait hal tersebut, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro itu menyadari betapa mulianya tanggung jawab seorang wanita.
Menurutnya, penegasan dalam Anggaran Dasar DYK terkait tujuan dibentuknya DYK bukan semata untuk memperkokoh rasa persatuan dan kesatuan Keluarga Besar Badan-Badan Peradilan. Namun lebih dari itu, juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya anggota beserta keluarga, serta untuk meningkatkan kesejahteraan anggota beserta keluarga menjadi poin yang benar adanya.
Belum lagi di era pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, anggota DYK dibebani tugas yang lebih berat. Mulai dari tugas organisasi, tugas menjaga kesehatan anggota keluarga, bahkan sampai dengan tugas untuk kembali mengambil alih tanggung jawab pendidikan anak-anak yang belajar dari rumah. Karena itu, anggota DYK senantiasa dituntut untuk berpikir dan bertindak secara cerdas dan maju guna menghadapi tantangan kekinian tersebut.
Meski demikian, Syarifuddin tetap berharap atas kepengurusan yang baru, DYK akan melahirkan banyak program unggulan nan bermanfaat bukan hanya bagi anggota, tetapi juga masyarakat umum. “Saya berharap, kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial seperti pemberian dana beasiswa, pemberian bantuan sembako dan lain sebagainya, tetap harus dipertahankan dan dikembangkan, sehingga keberadaan DYK tidak hanya dirasakan oleh kalangan terbatas, tapi juga memberi manfaat dalam jangkauan yang lebih luas,” harapnya.
Tidak lupa, Ketua Mahkamah Agung itu menghaturkan ucapan selamat terhadap jajaran pengurus DYK yang baru saja dilantik. Ia juga mengajak para pengurus untuk bersama-sama menjalankan roda organisasi secara bertanggung jawab dan amanah.