Ketua Komisi IV Juga Kecipratan Proyek Kementan
Berita

Ketua Komisi IV Juga Kecipratan Proyek Kementan

Diterima melalui perantara.

NOV
Bacaan 2 Menit
Yudi Setiawan (kiri) dan Deni Adiningrat (kanan, baju batik) saat menjadi saksi di persidangan. Foto: NOV
Yudi Setiawan (kiri) dan Deni Adiningrat (kanan, baju batik) saat menjadi saksi di persidangan. Foto: NOV

Sebelum memberikan uang kepada Luthfi Hasan Ishaaq, Direktur PT Cipta Terang Abadi Yudi Setiawan ternyata sempat menyetorkan AS$130 ribu kepada Ketua Komisi IV DPR M Romahurmuzy. Hal itu terungkap saat Yudi memberikan kesaksiannya untuk perkara pencucian uang Luthfi, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (7/10).

Menurut Yudi, uang tersebut diberikan untuk memenangkan proyek pengadaan kopi dan jagung di Kementan tahun anggaran 2012. Uang AS$130 ribu itu diberikan Yudi melalui Deni Pramudia Adiningrat dan Direktur PT Evan Bisnis Indonesia, Dedi Yamin. 

PT Evan Bisnis Indonesia merupakan anak perusahaan BUMN, PT Sang Hyang Seri. Yudi menceritakan, sekitar Maret 2012, ia bersama Deni mengikuti lelang proyek pengadaan kopi dan jagung di Kementan. Ada tiga paket pengadaan. Paket jagung I senilai Rp36 miliar, paket jagung II senilai Rp27 miliar, dan paket kopi.

Yudi menyerahkan segala teknis pengurusan lelang kopi kepada Deni, sedangkan lelang jagung kepada Elda Devianne, istri Deni. Posisi Yudi dalam hal ini hanya mem-back up dari segi administrasi dan dana. Yudi dan Deni meminjam PT Sarti untuk mengikuti lelang pengadaan benih kopi di Kementan.

Lelang pengadaan jagung juga diikuti perusahaan milik Elda, PT Radina Bio Adicita. Tapi, Yudi kalah dalam ketiga lelang tersebut. "Karena itu saya pesan ke Deni, tak mau tahu kalau kalah terus, saya minta biaya yang sudah keluar agar diganti," katanya.

Menurut Yudi, biaya "operasional" yang dikeluarkan cukup banyak. Sebelum lelang, Yudi membayar AS$130 ribu ke anggota Komisi IV DPR. Uang itu diberikan kepada Deni, lalu diberikan lagi ke Ketua Komisi IV M Romahurmuzy atau biasa disapa Romi melalui Saiful Tamriah yang juga anggota Komisi IV.

Kemudian, Yudi diperintahkan Elda memberikan uang kepada Deni. Yudi meminta istrinya, Carolina Gunadi menyimpan uang di brankas kamar hotel yang sudah dipesan Deni di Singapura. Kunci kamar lalu diserahkan Carolina kepada Deni dan diteruskan ke Saiful.

Meski tidak melihat penyerahan uang, berdasarkan pengakuan Deni dan Dedi kepada Yudi, uang AS$130 ribu sudah diserahkan kepada Romi melalui Saiful. Namun, ketika dikonfirmasi, Deni membantah menyerahkan uang, sekalipun pernah bertemu dengan Saiful.

Dia mengatakan saat bertemu Saiful di Singapura hanya membicarakan proyek jagung dan kopi. Deni lalu menerima sebuah kunci dari Carolina. Kunci itu diserahkan Deni kepada seorang perempuan utusan Saiful. Ia tidak mengetahui apa yang ada dalam kamar tersebut. "Mungkin ada sesuatu," ujarnya.

Mendengar bantahan Deni, Yudi langsung menyatakan memiliki bukti-bukti. Yudi memiliki foto-foto brankas kamar di sebuah hotel di Singapura. Ia mempersilakan jika istrinya dihadirkan sebagai saksi.

Selain menyebut Ketua Komisi IV DPR, Yudi juga menyebut Wakil Ketua Banggar DPR Tamsil Linrung turut serta dalam proyek pengadaan kopi di Kementan. Politisi PKS ini awalnya memberikan informasi proyek kepada Deni. Yudi diminta Elda untuk membayar fee kepada Tamsil setelah proyek tersebut selesai.

Meski telah mengeluarkan banyak uang, Yudi tidak menang dalam lelang proyek kopi dan jagung di Kementan. Akhirnya, Deni mempertemukan Yudi dengan Ahmad Fathanah dan Luthfi. Yudi melihat posisi Luthfi sebagai Presiden PKS adalah penentu kebijakan di Kementan, mengingat Mentan Suswono berasal dari PKS.

Yudi lalu memberikan uang yang jumlahnya sekitar Rp20 miliar kepada Luthfi, baik secara langsung maupun melalui Fathanah. Yudi mengakui uang itu, salah satunya bersumber dari kredit PT Bank Jabar-Banten (BJB). Yudi sendiri telah ditetapkan sebagai tersangka korupsi penyalahgunaan kredit BJB oleh Kejagung.

Setelah berkenalan, Yudi, Fathanah, dan Luthfi, beberapa kali pertemuan dilakukan di kantor Yudi di Jl Cipaku, Jaksel. Terutama membahas rencana lelang tahun 2012 dan 2013 di Kementan. Antara lain proyek pengadaan benih jagung hibrida, bibit kopi, bibit pisang dan kentang, pengadaan laboratorium benih padi, proyek bantuan bio komposer, pupuk NPK, serta proyek bantuan sarana light trap, pengadaan hand tractor dan kuota daging sapi.

Disepakati, pengadaan di Kementan akan diserahkan kepada Yudi dengan komisi sebesar satu persen dari nilai proyek. Pada 12 Juli 2012, Luthfi, Fathanah, dan Yudi kembali membahas rencana konsolidasi perolehan dana Rp2 triliun dalam rangka pemenuhan target PKS pada Pemilu 2014.Target sumber dana bagi PKS diprediksi dari beberapa proyek di Kementan, Kominfo, dan Kemensos, karena menterinya adalah kader partai sama.

Tugas pun dibagi. Luthfi mengawal proses melalui relasi di kalangan partai, kementerian, dan DPR. Sedangkan, Fathanah menjadi penghubung, mengawal proses lelang, serta mengatur distribusi dana untuk mendapatkan proyek-proyek itu. Orang kepercayaan Luthfi, Ahmad Zaky dan Fathanah memiliki akses ke pejabat-pejabat di lingkungan Kementan.

Tags:

Berita Terkait