Ketika Abraham Samad Mendongeng
Jeda

Ketika Abraham Samad Mendongeng

Abraham mengaku pernah mencuri kapur saat duduk di bangku SD, yang kemudian dikembalikan.

FAT
Bacaan 2 Menit

Keenam buku berseri ini ditulis dan digambar oleh 30 penulis. Seluruh penulis berasal dari forum penulis bacaan anak-anak. "Kami berharap, sifat kejujuran terhadap anak-anak bisa ditanamkan sejak dini," katanya.

Selain mendongeng, Abraham juga menceritakan pengalaman dirinya saat masih Sekolah Dasar (SD). Menurutnya, saat berseragam putih merah, sekolahnya masih menggunakan kapur putih dan papan tulis hitam untuk belajar. Abraham mengaku bersama teman-temannya, ia sering membawa pulang kapur tulis.

Meski saat itu gurunya mengetahui bahwa kapur dibawa pulang, tapi anak-anak tersebut tak dimarahi. Namun, ketika Abraham sampai rumah dan terlihat oleh ibundanya sedang membawa kapur, ia pun dimarahi. "Katanya bukan hak saya, itu sama saja mencuri," ujar Abraham.

Padahal, kapur itu rencananya mau digunakan Abraham di rumahnya. Namun, karena dilarang ibunya, Abraham pun mengembalikan kapur itu ke sekolah. "Mungkin pendidikan itu yang mengantarkan saya sampai ke sini (KPK)," kenangnya.

Menurut Abraham, meski sepele karena mengambil sebuah kapur, menanamkan kejujuran sejak dini sangat diperlukan. Pesan kejujuran ini pula yang selalu tertanam di dirinya. "Dengan begitu karakter antikorupsinya sudah dibentuk sejak dini. Ini pesan saya kepada orang tua, guru-guru dan anak-anak sekalian, harus diajarkan sejak dini," katanya.

Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, Dedie A Rachim, mengatakan ke depan, rencananya buku-buku ini akan diberikan ke sekolah-sekolah. Tapi, karena keterbatasan dana, KPK akan melihat lagi sekolah mana yang tepat sasaran untuk diberikan satu bundel buku cerita ini. Permintaan buku ini bisa langsung ke alamat KPK dan email ke info.kpk.go.id.

Selain buku, rencananya KPK juga akan membuat film animasi. Pembuatan film akan menggandeng pihak lain yang dianggap mumpuni di bidangnya. "Mudah-mudahan anak-anak Indonesia punya idola baru," ujar Dedie.

Sejumlah perwakilan masyarakat pun dibagi-bagikan satu bundel buku berikut dan buku panduannya. Abraham sendiri yang membagikan buku-buku tersebut kepada Guru TK Pembina Nasional Kurniati, Irjen Kemendikbud Haryono Umar, perwakilan dari GIZ, Joana Wislush, perwakilan dari MSI USAID Johani dan perwakilan dari mahasiswa UNJ, Gustaf.

Tags: