Kemitraan Apresiasi Transparansi KPU
Berita

Kemitraan Apresiasi Transparansi KPU

Lebih dari sejuta data berkaitan dengan Pemilu 2014 diunggah KPU. Diusulkan diganjar dapat penghargaan MURI.

ADY
Bacaan 2 Menit
Ketua KPU Husni Kamil Manik saat menerima penghargaan dari Kemitraan. Foto: www.kpu.go.id
Ketua KPU Husni Kamil Manik saat menerima penghargaan dari Kemitraan. Foto: www.kpu.go.id
Di tengah-tengah, tudingan atas ketidakberesan penyelenggara Pemilu 2014, Komisi Pemilihan Umum (KPU) justru memperoleh penghargaan, Kemitraan, sebuah organisasi masyarakat sipil yang aktif memantau pemilu, mengapresiasi transparansi yang ditunjukkan komisi yang dinahkodai Husni Kamil Manik itu.

“Kemitraan mengapresiasi apa yang sudah dilakukan KPU, seperti melaksanakan prinsip transaparansi yang luar biasa,” kata Direktur Eksekutif Kemitraan, Wicaksono Sarosa dalam acara penyerahan penghargaan di Gedung KPU di Jakarta, Selasa (5/8).

Wicaksono memuji inovasi yang dilakukan KPU seperti mempublikasikan biodata peserta Pemilu, daftar pemilih dan hasil penghitungan suara di TPS (C1). Dikatakan Wicaksono, transparansi yang ditunjukkan KPU adalah bentuk komitmen KPU dalam menjalankan asas keterbukaan, profesionalitas, kepentingan umum dan akuntabilitas.

Program Manajer Demokrasi Kemitraan, Agung Wasono menilai inovasi yang dilakukan KPU dalam hal transaparansi telah berkontribusi positif terhadap keterbukaan informasi publik. Hal Itu, lanjutnya, sejalan dengan prinsip open government, dimana Indonesia menjadi salah satu negara anggota Open Government Partnership.

“KPU lembaga yang tidak diprioritaskan (pemerintah,-red) untuk melaksanakan open government tapi mampu melakukan itu,” ujarnya.

Kemitraan, kata Agung, mencatat KPU telah mengunggah lebih dari sejuta data berkaitan dengan Pemilu 2014. Padahal sebelumnya banyak pihak yang meragukan KPU mampu melakukan itu. Publikasi-publikasi yang dilakukan KPU, menurut Agung, memudahkan masyarakat untuk mengawal proses Pemilu.

Spesialis Pemilu Kemitraan yang juga mantan Anggota Bawaslu, Wahidah Suaib menuturkan pengalamannya ketika menjadi Anggota Bawaslu kesulitan memperoleh data dari KPU. Kejadian seperti ini, menurut Wahidah, melemahkan fungsi pengawasan seperti yang dijalankan Bawaslu.

Untungnya, KPU periode sekarang sudah memperbaiki kelemahan yang terjadi pada pemilu sebelumnya. Wahidah mengapresiasi kinerja KPU era Husni Kamil Manik. Dia bahkan mengusulkan agar KPU diganjar dengan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia atas keberhasilannya mempublikasikan lebih dari sejuta data terkait pemilu. Wahidah merekomendasikan agar inovasi yang dilakukan KPU dijadikan standar yang dapat diadopsi untuk pelaksanaan pemilu-pemilu berikutnya.

Ketua KPU, Husni Kamil Manik menyambut baik penghargaan yang diberikan Kemitraan. Husni mengatakan prestasi yang ditorehkan KPU merupakan hasil kerjasama semua pihak. “Ini hasil dari kerjasama kita semua. Semua pihak turut berkontribusi,” ujarnya terkesan merendah.

Diceritakan Husni, upaya KPU membangun sistem informasi seperti sekarang ini sebenarnya tidak mudah. Misalnya, ketika sistem informasi pendaftaran partai politik berhenti di tengah jalan. Dari peristiwa itulah, KPU mendapatkan pelajaran penting untuk melakukan perbaikan.

Walau pembenahan sudah dilakukan, Husni melanjutkan, sampai saat ini KPU masih menghadapi kendala terkait sistem informasi. Seperti kesulitan mengunggah data yang kapasitasnya besar.

Husni menjelaskan aplikasi sistem informasi yang digunakan KPU merupakan hasil karya anak bangsa. Sebab, dalam membangun sistem tersebut KPU bekerjasama dengan dua universitas di Indonesia. Untuk aplikasi yang berkaitan dengan logistik pemilu, KPU bekerjasama dengan Institut Teknologi Bandung. Sedangkan untuk aplikasi penghitungan suara KPU menggandeng Universitas Indonesia.

“Ini hasil karya bangsa kita untuk meningkatkan pelayanan dalam penyelenggaraan kepemiluan,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait