Kekerasan Terhadap Aparat Terjadi di Papua
Berita

Kekerasan Terhadap Aparat Terjadi di Papua

Selain dua brimob, satu orang anggota security tewas dianiaya.

RFQ
Bacaan 2 Menit
Mabes Polri. Foto: SGP
Mabes Polri. Foto: SGP
Kekerasan di bumi Cenderawasih tak habis-habisnya. Aparat kepolisian kerap menjadi sasaran kekerasan orang tak dikenal (OTK). Dua anggota Brimob Polda Papua menjadi korban aksi kekerasan hingga berujung meninggal dunia.

“Dua anggota kami yang bertugas mengalami musibah dan meninggal dunia,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Ronny F Sompie di Gedung Mabes Polri, Jumat (2/1).

Kedua anggota Brimob itu berpangkat Bripda itu adalah Adriandi dan Ryan Hariansyah. Selain itu, satu anggota security PT Freeport Indonesia (PTFI) bernama Suko Miyartono ikut menjadi korban dan menghembuskan nafas terakhir. Peristiwa mengenaskan itu terjadi pada Kamis (1/1) malam pukul 21.00 WIT.

Menurut Ronny, kedua anggota Brimob itu sedang melaksanakan tugas patroli  menggunakan kendaraan mobil menuju kampung Binti sampai kampung Uikini. Sontak keduanya kaget ketika mereka diserang OTK sebanyak 5 orang. Adriandi pun mengalami luka bacok di bagian kepala kanan, luka tusuk di bagian perut dan leher, serta jari tangan kanan putus.

Sedangkan Ryan mengalami luka tembak di bagian leher dan tangan kanan putus. Kemudian, Suko mengalami luka tembak di bagian punggung dam luka tusuk di bagian leher dan perut. Pelaku pun merampas dua buah pucuk senjata jenis stayer yang digunakan Adriandi dan Ryan.

“Kepada tiga jenazah dilakukan autopsi untuk dilakukan kemungkinan ditemukan proyektil di dalam tubuh mereka dan olah TKP untuk menemukan selongsong peluru penembak,” ujarnya.

Jenderal polisi bintang dua itu mengatakan terhadap dua anggota Brimob itu akan dikirim ke rumah orang tua masing-masing. Pengiriman kedua jenazah dilakukan melalui Polda Papua. Sedangkan terhadap jenazah Suko Miyartono diserahkan sepenuhnya kepada perusahaan tempatnya bekerja agar kemudian diserahkan kepada pihak keluarga.

Mantan Kepala Biro Pengawasan dan Penyidikan (Wasdik) Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) itu mengatakan, Polres Mimika dan Polda Papua melakukan pengumpulan informasi untuk kemudian melakukan pengejaran terhadap pelaku penembakan. Ia menengarai pelaku penembakan adalah kelompok kriminal bersenjata yang kerap melakukan gangguan keamanan kepada masyarakat dan anggota Polri.

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Edi Saputra Hasibuan, mengaku prihatin dengan kondisi keamanan anggota Polri di Papua. Pasalnya, anggota Polri di Papua kerap menjadi sasaran tembak yang dilakukan oleh OTK. Sepanjang tahun 2014, sekian banyak anggota Polri yang tewas akibat kekerasan di tanah Papua.

“Sedih kita lihat polisi di Timika Papua. Siapa yang diuntungkan, mereka Cuma dikasih insentif Rp2,5 juta perbulan,” ujarnya.

Menurut Edi, insentif yang diberikan negara kepada anggota Polri yang bertugas di daerah rawan seperti Papua tak berbanding lurus dengan tingkat kemanan. Soalnya nyawa mereka siap terancam dengan kondisi keamanan yang tak menentu. Ia berpandangan perlunya pertimbangan dalam penempatan anggota Polri di tanah Papua.

“Nyawa mereka terancam. Perlu dipertimbangkan penempatan Polri di sana,” pungkasnya.
Tags:

Berita Terkait