Kecanggihan Teknologi Bantu Pengacara Wanita untuk Berkarier Sekaligus Menjalankan Peran Ibu
Hukumonline's NeXGen Lawyers 2023

Kecanggihan Teknologi Bantu Pengacara Wanita untuk Berkarier Sekaligus Menjalankan Peran Ibu

Menurut Namira, menjadi adaptif dalam menghadapi perkembangan teknologi dan senantiasa memperkaya diri dengan ilmu-ilmu baru membuat profesi konsultan hukum tidak mudah tenggelam dalam arus teknologi kecerdasan artifisial.

Tim Hukumonline
Bacaan 3 Menit
Foto: Namira Assagaf, Tumbuan & Partners
Foto: Namira Assagaf, Tumbuan & Partners

Sejak lulus dari Universitas Indonesia pada 2012, Namira Assagaf langsung berkarier di dunia hukum. Ia pun bergabung dengan Tumbuan & Partners setelah menyelesaikan pendidikan Master of Laws di New York University pada tahun 2022 lalu. Menjalani peran rangkap sebagai ibu baru dan konsultan hukum, Namira merasa terbantu dengan kecanggihan teknologi masa sekarang.

Namira, yang banyak terlibat transaksi korporasi serta banking and finance ini, menilai bahwa peran rangkap sebagai seorang ibu dan konsultan hukum bukanlah penghalang untuk memberikan yang terbaik di kedua peran, terlebih lagi dunia hukum yang sangat menantang.

Namun memaksimalkan penggunaan dan memiliki keahlian di bidang teknologi terbukti sangat luar biasa memudahkan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari. Keahlian dalam penggunaan teknologi, begitu berharga untuk menghadapi tantangan hukum yang semakin kompleks dan menjalani peran sebagai ibu sekaligus konsultan hukum.

Dalam menjalani pekerjaan sebagai konsultan hukum, teknologi bisa menjadi salah satu senjata, juga roda yang memudahkan tugas dengan tentunya tetap diimbangi pemikiran yang kritis dan ketelitian. Tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) sering dinilai bisa menggantikan profesi hukum.

Menurut Namira, inilah tantangan bagi konsultan hukum untuk bisa memberikan kontribusi, yang tidak akan bisa tergantikan dengan AI dan justru menjadi peluang dalam memanfaatkan serta memilah penggunaan AI yang bisa mempermudah pekerjaan serta mempertajam kemampuan analisis.

Sesuai dengan salah satu moto Tumbuan & Partners, yaitu “Work Hard, Work Smart”, lawyer dituntut untuk tidak sekedar work hard namun juga work smart. Antara lain dengan memanfaatkan teknologi dalam bekerja, agar selalu bisa memberikan nilai lebih di era yang serba digital ini.

Perkembangan teknologi sekarang, mulai dari 5G, cryptocurrency,hingga fintech, juga menuntut konsultan hukum yang melek teknologi. Tumbuan & Partners sendiri terlibat dalam berbagai transaksi dalam sektor teknologi, media, dan telekomunikasi. Salah satunya sebagai konsultan hukum PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT), suatu perusahaan yang bergerak di bidang penyedia jasa informasi teknologi, khususnya data center.

Dengan menjadi bagian Tumbuan & Partners, Namira berkesempatan mewakili beberapa perusahaan berbasis teknologi dalam sejumlah transaksi, mulai dari advisory hingga akuisisi.

Di tengah kesibukan sebagai konsultan hukum, Namira juga aktif dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini, melalui keterlibatan dalam perancangan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan. Ia juga aktif dalam berbagai advokasi dan kampanye di bidang pendidikan, pro-bono, hingga memberikan pelatihan serta penyuluhan dalam bidang hukum dan pendidikan, termasuk pelatihan guru-guru di daerah terpencil.

Peran aktifnya juga terwujud dalam dedikasinya sebagai guru sekolah dasar selama satu tahun di suatu desa terpencil di Kepulauan Yapen, Papua. Hal tersebut menjadikan Namira pribadi yang selalu aware dan kritis terhadap isu pendidikan. Keterlibatannya dalam berbagai kegiatan kesukarelawanan, baik di beberapa daerah di Indonesia dan juga selama kuliah di New York, membuat Namira melihat masifnya penggunaan teknologi hingga ke pelosok-pelosok negeri.

Ia juga menyadari begitu banyaknya potensi inovasi teknologi yang patut dimanfaatkan, termasuk dalam dunia pendidikan. Dalam hubungannya dengan pendidikan untuk profesi konsultan hukum, Namira mengakui peran teknologi yang banyak memberikan kemudahan dan akses tidak terbatas untuk terus belajar di tengah kesibukan tanpa terhalang ruang dan waktu.

Misalnya, dengan mengikuti training ataupun kelas daring. Senantiasa memperkaya diri kita dengan teknologi dan ilmu-ilmu baru bisa menjadi salah satu cara konkret agar kita tidak mudah tenggelam dalam arus teknologi AI.

Namira optimistis, peran perempuan dalam dunia hukum di tengah perkembangan teknologi sangatlah besar. Perempuan terbukti dapat menjalankan peran rangkap dan adaptif dalam menghadapi perubahan, termasuk transisi saat menjadi ibu sekaligus juga berkarier dalam dunia hukum. Hal ini menandakan bahwa perempuan senantiasa tidak pernah berhenti belajar untuk dapat terus menjadi profesional yang kompeten dan adaptif  di tengah disrupsi teknologi.

Menurut Namira, menjadi adaptif dalam menghadapi perkembangan teknologi dan senantiasa memperkaya diri dengan ilmu-ilmu baru membuat profesi konsultan hukum tidak mudah tenggelam dalam arus teknologi kecerdasan artifisial.

Tags: