Sedih, marah, murka perasaan Marni kala mendengar cerita itu. Sebagai ibu, ia tak rela anak kesayanganya jadi bulan-bulanan. Berbekal keberanian, ia kemudian mencari keadilan. Akhirnya, didampingi Lembaga Bantuan Hukum Jakarta, ia juga Andro dan rekan pengamen anaknya Nurdin memberanikan diri melayangkan gugatan ke Kepolisian juga Kejaksaan.
Satu hari di awal Agustus ini, Marni pergi. Menjemput keadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Lawannya adalah lembaga penegak hukum. Namun nyalinya tak surut. Ia berpikir, keadilan milik setiap orang. Bukan hanya milik mereka yang terpandang.
“Ibu berharap kepada polisi, hakim, juga jaksa. Hukum itu ada dan benar-benar ditegakan,” katanya lirih. Namun sekejap kemudian saat giliran persidangan dimulai Marni bangkit. Semangatnya melawan sontak menggelegak.
“Walaupun saya orang Miskin Saya akan tetap berjuang untuk kebenaran,” begitu kata Marni sederhana. Tak lupa juga ia terus bekerja dan berdoa.
Kasih ibu tak akan habis ditelan jaman.