Kantor Notaris Diizinkan Beroperasi Saat PSBB di Jakarta Asalkan…
Berita

Kantor Notaris Diizinkan Beroperasi Saat PSBB di Jakarta Asalkan…

Aktivitas bekerja wajib menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19. Pemprov DKI Jakarta menganggap Notaris/PPAT dapat dikategorikan sektor yang mendukung pelayanan pemerintahan di bidang perpajakan daerah.

Agus Sahbani
Bacaan 2 Menit
Ilustrasi: BAS
Ilustrasi: BAS

Hampir sebulan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak Jum’at 10 April 2020 sesuai Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (Pergub PSBB Jakarta). Salah satu aktivitas atau kegiatan yang dibatasi adalah larangan sementara aktivitas bekerja di tempat kerja sesuai bunyi Pasal 9 Pergub PSBB Jakarta itu.   

 

Aktivitas bekerja di tempat kerja/kantor diganti dengan bekerja di rumah atau work from home (WFH) dengan tetap menjaga pelayanan dan produktivitas di tengah keterbatasan. Namun, dikecualikan instansi masih tetap beroperasi seperti biasa di masa penerapan PSBB yakni kantor instansi pemerintahan baik pusat dan daerah; kantor perwakilan negara asing dan organisasi internasional; BUMN/BUMD yang turut serta dalam penanganan Covid-19; organisasi kemasyarakatan lokal dan internasional bidang kebencanaan/sosial.      

 

Selain itu, Pasal 10 ayat (1) Pergub PSBB Jakarta, ada 11 sektor pelaku usaha yang dikecualikan/diperbolehkan beroperasi yakni sektor kesehatan; sektor bahan pangan makanan dan minuman; energi; komunikasi dan teknologi; keuangan (perbankan); logistik; konstruksi; perhotelan; industri strategis; pelayanan dasar, utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional atau objek tertentu; dan kebutuhan sehari-hari.

 

Lantaran tidak termasuk sektor yang dikecualikan, belum lama ini Pengurus Wilayah DKI Jakarta Ikatan Notaris Indonesia (INI) melayangkan surat bernomor 29/PENGWILDKIJAKARTA/IV/2020 tertanggal 20 April 2020 kepada Pemprov DKI Jakarta perihal Aktivitas Notaris/PPAT dalam Pelaksanaan PSBB. Intinya, Pengurus Wilayah DKI INI meminta agar memasukan jabatan Notaris/PPAT termasuk yang dikecualikan dari penghentian sementara aktivitas bekerja di kantor.

 

Alhasil, melalui Surat Bernomor 317/071 tertanggal 5 Mei 2020 yang ditandatangani Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Saefullah disebutkan kantor notaris dikecualikan dari penghentian sementara aktivitas bekerja. “Berdasarkan Pasal 10 ayat (6) Peraturan Gubernur No. 33 Tahun 2020, Notaris/PPAT dapat dikecualikan dari penghentian sementara aktivitas bekerja dengan kewajiban menerapkan protokol pencegahan penyebaran Covid-19 di tempat kerja sesuai dengan perundang-undangan,” demikian bunyi Surat itu.

 

Ada dua alasan yang menjadi dasar pertimbangan dibolehkannya kantor notaris beroperasi saat penerapan PSBB di DKI Jakarta. Pertama, berdasarkan UU No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan PP No. 37 Tahun 2008 tentang Peraturan Jabatan Pembuat Akta Tanah, Notaris dan PPAT adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lain yang diatur UU.

 

Kedua, keberadaan Notaris/PPAT sebagai mitra Pemprov DKI Jakarta dalam pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Untuk itu, Notaris/PPAT dapat dikategorikan sektor yang mendukung pelayanan pemerintahan di bidang perpajakan daerah. 

 

“Iya betul, karena memang kantor notaris bukan biro jasa, sehingga Notaris boleh membuka kantor di masa pandemi Covid-19,” ujar Kepala Bidang Humas Pengurus Pusat Ikatan Notaris Indonesia (PP INI) Wiratmoko saat dikonfirmasi Jum’at (8/5/2020). Baca Juga: Cegah Corona, Pengurus INI Diminta Hindari Aktivitas Kerumunan

 

Dia menegaskan berdasarkan Surat Sekda Pemprov DKI Jakarta itu, Notaris diperkenankan membuka kantor selama masa PSBB, khususnya di Jakarta. Meski begitu, kata Wiratmoko, beroperasi kantor notaris harus mengikuti batasan protokol atau prosedur tetap (protap) kesehatan pencegahan Covid-19.  

 

“Notaris boleh buka kantor, tapi harus tetap menerapkan protap kesehatan pandemi Covid-19. Misalnya, pegawainya harus menggunakan masker, tersedianya hand sanitizer, ada teknis berhadapan dengan klien, tidak boleh lebih dari lima pegawai (di kantor notaris, red). Kalau lebih dari lima harus dengan teleconference,” kata Wiratmoko menjelaskan.  

 

Menurut dia, kantor notaris dikecualikan dalam aktivitas bekerja dalam PSBB karena salah satu faktor pendukung lalu lintas perekonomian yang sangat dibutuhkan. Sektor perbankan dalam perjanjian penyaluran kredit, misalnya, umumnya menggunakan jasa notaris. “Jika tidak ada peran Notaris dalam kredit perbankan, bagaimana bisa lalu lintas ekonomi bisa berjalan, apalagi masa PSBB begini? Ini sebagai dasar pemikiran kenapa Notaris boleh membuka kantornya, seperti sektor perbankan (masih berjalan saat PSBB, red),” katanya.                               

 

Sebelumnya, PP INI menetapkan beberapa rambu kerja Notaris agar tetap sesuai regulasi dan kode etik di tengah wabah Covid-19 sebagai alternatif diantaranya. Pertama, mengatur ulang jadwal pembubuhan tanda tangan akta dengan para penghadap. Salah satu prosedur mutlak pembuatan akta notaris adalah bertemunya notaris, penghadap sebagai pihak pembuat akta, dan saksi untuk membubuhkan tanda tangan di akta. (Baca Juga: Penting! 3 Rambu Ini Perlu Agar Notaris Tak Sembarang Buat Akta Selama Wabah Covid-19)

 

Kedua, merekomendasikan notaris lain yang lebih aman untuk bertugas. Alternatif lain mengalihkan penghadap untuk dilayani notaris lain. Notaris bisa mengontak secara langsung rekan sejawatnya atau meminta bantuan informasi dari struktur kepengurusan INI di wilayahnya. Pertimbangan rekomendasi ini untuk memudahkan mobilitas penghadap di masa pembatasan aktivitas di luar rumah selama wabah Covid-19 demi kesehatan dan keselamatan Notaris yang bertugas juga. 

Tags:

Berita Terkait