Kampus Pengusung Hukum Progresif Ini Punya Visi Riset Berkelas Internasional
Law School Stories

Kampus Pengusung Hukum Progresif Ini Punya Visi Riset Berkelas Internasional

Sebagai kampus hukum progresif harus terimplementasi di bidang pengembangan keilmuan, mahasiswa didorong untuk melakukan reformasi hukum yang berbasis riset baik di dalam maupun di luar negeri.

Ady Thea DA
Bacaan 3 Menit
Hukumonline
Hukumonline

Kiprah Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (FH Undip) dalam pembangunan dan perkembangan hukum di Indonesia tak perlu diragukan. Salah satunya sumbangan pemikiran terhadap aliran hukum yang berkembang di Indonesia. Mantan Dekan FH Undip Prof Satjipto Rahardjo, merupakan tokoh hukum penggagas hukum progresif. Ide hukum progresif itu masih diusung FH Undip sampai saat ini.

Dekan FH Undip Periode 2024-2029 Prof Retno Saraswati mengatakan pengembangan aliran hukum progresif menjadi salah satu keunggulan FH Undip dibanding kampus lainnya. Karakter itu berguna bagi mahasiswa setelah lulus ketika berhadapan dengan hukum yang dinilai tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masyarakat. Mahasiswa dituntut lebih peka terhadap perkembangan hukum berbasis riset dan tulisan/artikel untuk menawarkan solusi.

“Hal ini yang menjadi ikon FH Undip sebagai kampus yang mengusung hukum progresif,” kata Dekan FH Undip Prof Retno Saraswati di kampus FH Undip, Semarang, Jum’at (19/1/2024).

Selengkapnya, simak hasil wawancara Dekan FH Undip pada tautan video berikut ini!

Baca Juga:

Prof Retno menjelaskan keunggulan yang dimiliki FH Undip mencakup bidang akademik dan non akademik. FH yang dipimpinnya punya program studi (prodi) yang terakreditasi unggul dan 2 prodi terakreditasi internasional yakni prodi Sarjana Hukum (S1) dan Magister ilmu Hukum (S2). Proses pembelajaran ditunjang dosen yang memiliki kualifikasi terbaik antara lain 14 guru besar dan sebagian besar dosen bergelar doktor.

Keunggulan di bidang non akademik antara lain fasilitas yang memadai seperti perpustakaan, berlangganan jurnal, dan e-book, serta buku yang bisa dibaca secara luring. Prestasi mahasiswa FH Undip di bidang akademik dan non akademik juga menjadi unggulan misalnya kerap meraih juara lomba peradilan semu (moot court) dan kompetisi karate di kancah nasional dan internasional.

Kini, FH Undip sendiri memiliki 7 bidang konsentrasi yakni hukum pidana, perdata, tata negara dan administrasi negara, hukum internasional, hukum acara, dasar-dasar ilmu hukum, serta hukum dan masyarakat (humas). Konsentrasi bidang studi itu terkait juga profil lulusan yang dikenal dengan istilah The Seven Star yang mencakup 7 standar profil lulusan yakni Law Policy Maker, Law Problem Solver, Negotiatior, Entrepreneur, Communicator, Professional, dan Leader.

Ia menjelaskan Law Policy Maker merupakan standar yang tujuannya membekali keilmuan mahasiswa dalam pembuatan kebijakan dan peraturan. Law Problem Solver disematkan hampir di seluruh mata kuliah. Tapi tak hanya ada di mata kuliah, standar ini juga diajarkan dalam cara pembelajaran di kampus, misalnya mahasiswa dan dosen membedah kasus hukum. Cara itu dapat mendorong mahasiswa semakin mahir dan peka terhadap persoalan hukum yang dihadapi. Leader, menjadi standar penting bagi lulusan untuk memiliki karakter yang profesional dalam menjalankan profesinya.

Standar berupa Entrepreneur diajarkan lewat mata kuliah kewirausahaan. Diharapkan mahasiswa tidak hanya bekerja di instansi/lembaga, tapi juga bisa melakukan pengelolaan atau manajerial. Bahkan, didorong untuk membuka usaha sendiri, sehingga mampu menciptakan peluang lapangan pekerjaan baru bagi orang lain. “Jadi ini sifatnya embedded tak hanya melalui mata kuliah, tapi juga dalam metode pembelajaran,” ujarnya.

FH Undip mengusung visi menjadi FH yang progresif berdasarkan nilai-nilai Pancasila menuju pengembangan keilmuan berbasis riset berkelas dunia di tahun 2025. Prof Retno memaparkan karakter FH Undip sebagai kampus hukum progresif harus terimplementasi di bidang pengembangan keilmuan. Mahasiswa didukung untuk mampu melakukan reformasi hukum berbasis riset. Begitu juga kalangan dosen tak hanya riset secara internal, tapi bekerja sama dengan dosen serta institusi di dalam dan luar negeri.

Prof Retno menyebut FH Undip pernah melakukan penelitian/riset bersama dengan badan PBB bidang pengungsi (UNHCR) dengan tema orang tanpa kewarganegaraan (stateless). Penelitian bersifat kolaborasi itu sangat penting bagi FH Undip sebagai kampus yang melakukan riset berkelas dunia. Kampus sangat mendukung dengan menyediakan anggaran untuk kegiatan riset bagi mahasiswa dan dosen.

Perkembangan informasi dan teknologi yang cepat juga menyasar di bidang hukum. Prof Retno mengingatkan civitas akademik penting mengikuti perkembangan tersebut. Salah satu upaya yang bisa dilakukan agar tidak ketinggalan informasi terkini di bidang hukum adalah memanfaatkan layanan yang disediakan Hukumonline.com. Apalagi, saat ini FH Undip sudah memiliki Hukumonline Corner yang bisa dimanfaatkan secara optimal bagi mahasiswa dan dosen.

Layanan Hukumonline sebagai referensi seperti mengakses peraturan, jurnal, putusan, analisis hukum, dan lainnya. Beragam layanan itu mendukung kegiatan akademik seperti penulisan artikel, buku, dan tugas mahasiswa termasuk tugas akhir. “Kami berterima kasih sekali, Hukumonline top of the top untuk mencari bahan referensi hukum,” pujinya.

Tags:

Berita Terkait