Selain itu, ada juga negara yang menanam ubi kayu di Indonesia untuk produksi etanol guna memenuhi kebutuhan BBM di negaranya. "Mengapa kita tidak menanam kedelai di negeri orang dengan membawa petani kita ke sana?".
Lebih lanjut Bambang mengatakan, dalam era terbuka ini justru seharusnya kepentingan nasional perlu dibela dan memangun nasionalisme menjadi semakin kuat.
Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Chris Kanter mengajak para pelaku usaha nasional untuk tidak merasa minder berkiprah di kancah dunia. Pasalnya, Indonesia yang sekarang tidak seperti Indonesia yang lalu-lalu.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia selalu di atas 5% dan diatas pertumbuhan rata-rata ekonomi di dunia. Indonesia merupakan pasar yang terbesar ke 4 di dunia. Bukan hanya sebagai pasar saja, tetapi juga sebagai tempat untuk berproduksi,” kata Chris.
Kendati sejauh ini Indonesia membutuhkan aliran dana internasional untuk memperkuat neraca pembayaran dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi ditengah perekonomian dunia yang masih mengalami pergolakan aliran dana investasi yang bergerak dinamis, Kadin tetap mendorong investor dalam negeri untuk berkiprah dalam pengembangan industri ke depan.
“Kita harapkan investor daerah dapat mengembangkan potensi ekonomi daerah. Tidak menutup kemungkinan pelaku daerah bisa masuk ke lingkup regional,” jelas Chris.
Terkait banyaknya tantangan ekonomi dengan adanya Free Trade Agreement (FTA), Chris mengatakan, pelaku usaha bersama dengan pemerintah harus jeli melihat sektor-sektor yang harus dilindungi. Tetapi juga tidak menutup diri untuk sektor-sektor usaha yang membutuhkan investasi asing. “Harus pintar memilih yang sifatnya komplementer dan menjaga sektor-sektor sensitif,” pungkasnya.