Jokowi: Kemerdekaan Palestina, Utang Enam Dasawarsa
Berita

Jokowi: Kemerdekaan Palestina, Utang Enam Dasawarsa

Lahirnya KAA tahun 1955 dilatarbelakangi semangat untuk membangkitkan kesadaran bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka, yang menolak ketidakadilan, yang menentang segala bentuk imperialisme.

RED
Bacaan 2 Menit
Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja memberikan keterangan pers, di Media Center KAA, Jakarta, Rabu (22/4). Foto: Setkab RI
Presiden Jokowi didampingi sejumlah menteri Kabinet Kerja memberikan keterangan pers, di Media Center KAA, Jakarta, Rabu (22/4). Foto: Setkab RI

Sang Proklamator, Ir Soekarno pernah melontarkan istilah “JAS MERAH” yang merupakan akronim dari Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah. Hal sama sepertinya ‘ditiru’ Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dalam acara pembukaan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (22/4).

Kepada ratusan kepala negara yang hadir, Jokowi mengingatkan bahwa sejarah lahirnya KAA tahun 1955 dilatar belakangi semangat untuk membangkitkan kesadaran bangsa-bangsa Asia dan Afrika untuk mendapatkan hak hidup sebagai bangsa merdeka, yang menolak ketidakadilan, yang menentang segala bentuk imperialisme.

Namun setelah 60 tahun, tutur Jokowi, semangat KAA itu menyisakan sebuah utang berupa kemerdekaan Palestina. “Kita dan dunia masih berutang kepada rakyat Palestina,” ujar Jokowi sebagaimana diwartakan oleh www.setkab.go.id.

Dia mengatakan, hingga kini rakyat Palestina masih hidup dalam ketakutan dan ketidakadilan akibat penjajahan yang berlangsung begitu lama. Jokowi mengimbau semua negara peserta KAA agar jangan berpaling dari penderitaan rakyat Palestina. “Kita harus terus berjuang bersama mereka. Kita harus mendukung lahirnya sebuah Negara Palestina yang merdeka,” tegasnya.

Sebelumnya saat menerima Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah, Selasa (21/4), Jokowi mengatakan, bahwa Palestina adalah satu-satunya negara yang masih dalam penjajahan. Kondisi ini, menurut Jokowi, harus diakhiri dan Indonesia bertekad akan berjuang bersama bangsa Palestina.

Kepada Rami Hamdallah, Jokowi menyampaikan rencana Indonesia untuk membuka Konsul Kehormatan Republik Indonesia di Ramallah, Palestina.

Selain soal Palestina, Jokowi juga melontarkan gagasan pembentukan sebuah task force atau gugus tugas negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). Task force dibentuk untuk membangun kerangka kerja, kerangka komunikasi, dalam menyelesaikan masalah terorisme, radikalisme, dan konflik di antara negara anggota OKI.

Usulan tersebut disampaikan Jokowi saat melakukan pertemuan dengan delegasi negara-negara OKI, di sela-sela acara KAA ke-60. Dalam pertemuan itu, Jokowi menyampaikan keprihatinan Indonesia terhadap krisis di kawasan Timur Tengah yang telah menelan korban dan kehancuran fasilitas publik.

Jokowi menyerukan perlunya persatuan Islam yang dapat memberi kontribusi kedamaian dan kesejahteraan, dan menyerukan penghormatan terhadap wilayah dan penduduk dalam sebuah teritori.

“Kami tadi mengusulkan agar dibuat sebuah task force atau dibuat sebuah contact group yang di situ nanti akan membuat sebuah bangunan kerangka strategi, bangunan kerangka komunikasi, dan bangunan cara-cara menindaklanjuti dari setiap pertemuan-pertemuan yang ada,” kata Jokowi kepada wartawan, Rabu (22/4) petang.

Ditambah Presiden Jokowi, negara-negara Islam yang tergabung dalam OKI telah setuju utuk memberikan dukungan penuh agar masalah-masalah yang ada segera bisa diselesaikan melalui tahap-tahap yang konkret.

Tags:

Berita Terkait