Jelang Pemilu 2024, Kominfo Ingatkan Masyarakat Hindari Misinformasi
Melek Pemilu 2024

Jelang Pemilu 2024, Kominfo Ingatkan Masyarakat Hindari Misinformasi

Masyarakat diminta selalu melakukan cek and ricek atau mencari kebenaran informasi yang diterima sebelum diteruskan melalui berbagai kanal. Hal itu, ditujukan agar menghindari penyebaran informasi yang keliru atau misinformasi.

Fitri Novia Heriani
Bacaan 2 Menit

Menkominfo Budi Arie mengajak berbagai organisasi, komunitas hingga seluruh elemen masyarakat untuk bersama-bersama menggaungkan narasi Pemilu Damai 2024.

"Saya mengajak seluruh pihak, para penggiat literasi digital yang tergabung dalam Gerakan Nasional Literasi Digital, dan komunitas lainnya, seluruh platform digital, pelaku bisnis, akademisi dan seluruh elemen masyarakat untuk bergerak bersama menggelorakan ruang digital yang sehat dan kondusif sepanjang Pemilu 2024 demi kejayaan dan kemajuan Indonesia tercinta," ungkapnya.

Sebelumnya, Kominfo mengatakan terus berupaya melindungi kelompok rentan seiring peningkatan pemanfaatan teknologi Artificial Intelligence (AI). Wamenkominfo Nezar Patria menegaskan telah mengantisipasi peluang penyebaran disinformasi yang menggunakan teknologi AI dan Deep Fake, terutama menjelang Pemilihan Umum Serentak Tahun 2024.

“Melalui algoritma dan otomasi yang dapat menghasilkan bias maupun otomasi yang bersifat preskriptif serta penyalahgunaan algoritma yang berpotensi menimbulkan disinformasi,” kata Nezar sebagaimana dikutip dari laman resmi Kominfo, Jumat (17/11).

Selama tahun 2023, data Home Security Heroes menunjukkan terdapat 95.820 video Deep Fake yang tersebar secara global. Teknik Depp Fake bisa memanipulasi video, gambar, dan suara secara digital sesuai dengan pesan yang tidak pernah terjadi di dunia nyata.

“Ada peningkatan sebesar 550 persen dari tahun 2019 secara global. Hal yang sangat mengkhawatirkan karena bisa disalahgunakan dan dimanipulasi untuk penipuan, pornografi, dan tujuan jahat lain, yang berujung pada penyebaran disinformasi,” ungkap Nezar.

Mengutip hasil survei UNESCO & IPSOS (2023), Nezar Patria menujukkan lebih dari 80 persen masyarakat yang akan menghadapi pemilihan umum percaya bahwa disinformasi telah berdampak pada politik di negara masing-masing dan khawatir akan dampak dari disinformasi tersebut.

"Terlebih, dampak disinformasi bisa sangat luas, mulai dari potensi polarisasi politik, penurunan kepercayaan terhadap jurnalisme hingga proses demokrasi sendiri," tegasnya.

Tags:

Berita Terkait