Jejak Buyung Dalam Sejarah Law Firm dan LSM
Utama

Jejak Buyung Dalam Sejarah Law Firm dan LSM

ABNA yang didirikan Buyung yang banyak melahirkan law firm-law firm generasi 1980-an.

FAT
Bacaan 2 Menit

Munir yang tewas diracun ketika hendak berangkat studi ke Belanda juga tercatat sebagai salah satu pendiri Indonesian Human Rights Monitor (Imparsial)bersama-sama dengan alumnus YLBHI lainnya seperti Todung Mulya Lubis dan Nursyahbani Katjasungkana.

Masih seputar HAM, murid-murid Buyung lainnya di YLBHI, Luhut MP Pangaribuan, Benny K Harman dan Hendardi turut andil dalam pendirian Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI). Luhuttercatat pernah menjabat Sekretaris Dewan Pengurus YLBHI (1992-1997) dan Direktur LBH Jakarta (1993-1997).

Tidak hanya melahirkan murid-murid yang menjadi cikal-bakal berdirinya sejumlah LSM HAM, Buyung juga tercatat sebagai pendiri Lembaga Kajian dan Advokasi untuk Independensi Peradilan (LeIP). Dalam pendirian LeIP, nama alumnus YLBHI Todung Mulya Lubis dan Benny K Harman juga turut andil.

Sebagai salah satu bukti nyata sumbangsih almarhum, LBH Jakarta menyatakan sangat kehilangan atas sosok yang akrab mereka sapa Bang Buyung. Menurut LBH Jakarta, Bang Buyung meninggalkan warisan krusial dalam sejarah hukum Indonesia dengan mendirikan LBH Jakarta pada 28 Oktober 1970 untuk kemudian mendirikan YLBHI.

Saat ini tercatat ada 15 perwakilan YLBHI di Indonesia, LBH Banda Aceh, LBH Medan, LBH Palembang, LBH Padang, LBH Lampung, LBH Jakarta, LBH Bandung, LBH Semarang, LBH Surabaya, LBH Malang, LBH Yogyakarta, LBH Bali, LBH Makassar, LBH Manado, dan LBH Papua (dulu LBH Jayapura).

“Kami sangat kehilangan Bang Buyung. Pada saat memberikan materi di Karya Latihan Bantuan Hukum (Kalabahu) LBH Jakarta tahun 2013 Abang masih memberikan materi dengan berapi-api meskipun nafasnya menjadi tersengal-sengal. Saat sepeda motor pengacara publik hilang beliau juga menyatakan “Abang sangat sedih” dan kemudian memberikan bantuan,” kenang Alghiffari Aqsa, Direktur LBH Jakarta.

Tags:

Berita Terkait