Istri Syafiuddin Masih Simpan Surat Pengacara Tommy
Berita

Istri Syafiuddin Masih Simpan Surat Pengacara Tommy

Iwah Setyawaty, istri kedua alm. Syafiuddin Kartasasmita, Hakim Agung yang terbunuh pada 26 Juli 2001 lalu mengatakan bahwa Tommy Soeharto dan pengacaranya pernah mendatangi kediamannya untuk menemui alm. Syafiuddin. Bahkan, sebelumnya Elza Syarief yang menjadi pengacara Tommy pernah mengirimkan surat kepadanya, menawarkan uang Rp200 juta agar Tommy bisa menang. Saat ini, surat yang ditandatangani oleh Elza tersebut masih disimpan dalam safety box miliknya.

Leo/APr
Bacaan 2 Menit
Istri Syafiuddin Masih Simpan Surat Pengacara Tommy
Hukumonline

Dalam kesaksiannya di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (4/3), Ny. Iwah Setyawaty, istri kedua mendiang Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita mengungkapkan bahwa Elza Syarief, pengacara Tommy Soeharto sempat menemui Syafiuddin untuk membicarakan kasus Tommy sebanyak lima kali. Salah satunya, Elza datang bersama Tommy Soeharto.

Iwah yang dipersunting Syafiuddin pada Oktober 1999 memberi kesaksian pada kasus pembunuhan Hakim Agung Syafiuddin Kartasasmita dengan terdakwa Noval Hadad dan Raden Maulawarman alias Molla.

Menurut Iwah, Tommy datang pada suatu hari di bulan Oktober 2000 sekitar pukul 15.30. "Awalnya yang datang Elza dan suaminya, 10 menit kemudian Tommy dan Kenny. Tommy kelihatannya agak grogi melihat foto Bapak yang besar memakai toga. Saya bilang, Mas nggak usah grogi, bapak orangnya baik," ungkap Iwah yang hari ini mengenakan setelan kebaya putih.

Selanjutnya Iwah tidak mendengar detil pembicaraan antara Tommy, Elza, dan suaminya. Setahunya, Tommy minta supaya kasusnya dibantu. Iwah sendiri juga mengaku tidak terlalu tahu kasus Tommy. Selang tiga minggu setelah kedatangan Tommy, alm. Syafiuddin bercerita bahwa Tommy kalah dan telah divonis.

Iwah mengaku saat Syafiuddin tertembak pada 26 Juli 2001 lalu, dirinya tengah berada di Singapura untuk urusan Kadin (Iwah adalah seorang pengurus Kadin DKI Jakarta, red). "Waktu Bapak tertembak, saya ada di Singapura. Saya dengar dari Pak Pungky (Ketua Kadin DKI Jakarta, red). Saya sedang makan di Lucky Plaza. Pertama-tama saya dibilangin bapak stroke, nggak tahunya tertembak," ujar Iwah sambil tersedu-sedu. Ia baru mendengar bahwa Syafiuddin tertembak ketika turun dari pesawat dan dirinya sempat tidak mempercayai kejadian tersebut.

Masih disimpan

Saksi juga menjelaskan hubungan antara alm. Syafiuddin dengan seseorang keturunan Tionghoa bernama Yopie. Hubungan antara mereka sebatas hubungan baik. Menurut Iwah, pada sekitar September 1999, dirinya pernah diantar oleh Yopie ke Lombok. Ia juga mengaku tahu bahwa mobil Honda CR-V warna silver B 999 KZ yang dikendarai oleh alm. Syafiuddin saat tertembak, STNK-nya atas nama Yopie.

Pada bagian akhir kesaksiannya, Iwah mengatakan bahwa Elza Syarief pernah mengirimkan surat mengenai "tawaran" uang Rp200 juta. Rinciannya, uang tersebut akan dibagikan Rp50 juta untuk dirinya, Rp100 juta untuk alm Syafiuddin (jika perkara Tommy dimenangkan), dan Rp50 juta untuk Elza Syarief. Menurut Iwah, surat tersebut tertanggal 20 April 2000 dan ditandatangani oleh Elza sendiri.

Saat ini, surat tersebut masih disimpan dalam safety box miliknya. Terakhir, sambil terisak-isak Iwah meminta kepada Majelis Hakim agar siapapun yang membunuh Syafiuddin dihukum seberat-beratnya

Datang ke rumah

Saksi berikut yang didengar keterangannya adalah Airin Suhesti, putri dari Iwah. Airin membenarkan bahwa pada  Oktober 2000, Tommy pernah datang ke rumah mereka di bilangan Cipayung, Jakarta Timur didampingi Elsa Syarif beserta suaminya dan Dede Yusuf. Dede Yusuf saat itu menunggu di luar dan tidak ikut masuk ke dalam.

Menurut Airin, setelah Tommy pulang, alm. Syafiuddin menceritakan bahwa Tommy minta tolong untuk kasusnya. Di persidangan hari ini, ia juga mengklarifikasi berita-berita yang mengatakan bahwa ibunya kerap bertengkar dengan bapak tirinya. "Hubungan mereka baik-baik saja dan saya pikir bapak mendapat figur istri di keluarga kita. Omongan saya ini bisa dipertanggungjawabkan," komentar Airin.

Oleh karena itu, Airin sempat keberatan untuk menjawab pertanyaan JPU yang menanyakan apakah ibunya pernah bercerai dengan alm. Syafiuddin. "Maaf Pak, kita di sini mencari dalang dan kita tidak membicarakan masalah rumah tangga," tukas Airin.

Tags: