Indonesia Police Watch (IPW) menyarankan calon Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia pengganti Komjen Pol Oegroseno lebih muda dari Kapolri Jenderal Pol Sutarman untuk menghindari kesenjangan mekanisme koordinasi dan komunikasi.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, Ketua Presidium IPW Neta S Pane menyebutkan dua kriteria utama dalam memilih Wakapolri pengganti Komjen Pol Oegroseno.
"Pertama, Calon Wakapolri harus dari angkatan dan usia yang lebih muda dibanding Kapolri Sutarman. Tujuannya, agar komunikasi dan koordinasi antara Kapolri dan Wakapolri tidak ada kesenjangan," kata Neta.
Dia menyebutkan kriteria kedua, yakni calon Wakapolri sebaiknya tidak dipilih dari perwira tinggi atau jenderal senior yang akan pensiun.
"Sebab posisi Wakapolri di tahun politik 2014 adalah posisi yang sangat strategis dan bukan posisi sebagai 'hadiah'untuk para jenderal senior yang sudah mau pensiun," katanya.
Menurut Neta, ada tarik menarik di lingkungan elit Polri terkait pengganti Wakapolri Komjen Pol Oegroseno antara jenderal bintang tiga senior yang sudah akan pensiun dengan jenderal bintang dua yang dinilai potensial.
"Akibat tarik menarik ini proses pergantian Oegroseno menjadi lama, sementara masa tugas Oegroseno akan berakhir," katanya.
Dia berharap kepada Kapolri yang memiliki hak prerogatif dalam menentukan calon Wakapolri harus memilih calon punya kapabilitas, integritas, dan senantiasa mendorong perubahan yang lebih baik di Polri.
Sebelumnya, Neta menyebutkan dari sekitar 400 jumlah jenderal di Polri saat ini, ada enam yang dinilai berpeluang menjadi Wakapolri menggantikan Oegroseno, Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Komjen Pol Badrodin Haiti, Kepala Lembaga Pendidikan Polisi (Kalemdikpol) Komjen Pol Budi Gunawan, Asisten Prasarana Irjen Pol Tubagus Anis, Kepala Korps Lalu Lintas Irjen Pol Pudji Harjanto, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Irjen Pol Syafruddin dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayuseno.
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, Ketua Presidium IPW Neta S Pane menyebutkan dua kriteria utama dalam memilih Wakapolri pengganti Komjen Pol Oegroseno.
"Pertama, Calon Wakapolri harus dari angkatan dan usia yang lebih muda dibanding Kapolri Sutarman. Tujuannya, agar komunikasi dan koordinasi antara Kapolri dan Wakapolri tidak ada kesenjangan," kata Neta.
Dia menyebutkan kriteria kedua, yakni calon Wakapolri sebaiknya tidak dipilih dari perwira tinggi atau jenderal senior yang akan pensiun.
"Sebab posisi Wakapolri di tahun politik 2014 adalah posisi yang sangat strategis dan bukan posisi sebagai 'hadiah'untuk para jenderal senior yang sudah mau pensiun," katanya.
Menurut Neta, ada tarik menarik di lingkungan elit Polri terkait pengganti Wakapolri Komjen Pol Oegroseno antara jenderal bintang tiga senior yang sudah akan pensiun dengan jenderal bintang dua yang dinilai potensial.
"Akibat tarik menarik ini proses pergantian Oegroseno menjadi lama, sementara masa tugas Oegroseno akan berakhir," katanya.
Dia berharap kepada Kapolri yang memiliki hak prerogatif dalam menentukan calon Wakapolri harus memilih calon punya kapabilitas, integritas, dan senantiasa mendorong perubahan yang lebih baik di Polri.
Sebelumnya, Neta menyebutkan dari sekitar 400 jumlah jenderal di Polri saat ini, ada enam yang dinilai berpeluang menjadi Wakapolri menggantikan Oegroseno, Kepala Badan Pemeliharaan dan Keamanan (Kabaharkam) Komjen Pol Badrodin Haiti, Kepala Lembaga Pendidikan Polisi (Kalemdikpol) Komjen Pol Budi Gunawan, Asisten Prasarana Irjen Pol Tubagus Anis, Kepala Korps Lalu Lintas Irjen Pol Pudji Harjanto, Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Irjen Pol Syafruddin dan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Putut Bayuseno.