Law Firm Inspiratif, Rekrut Magang Penyandang Down Syndrome
Utama

Law Firm Inspiratif, Rekrut Magang Penyandang Down Syndrome

Sejak tahun 2018, Makarim & Taira S. memulai program internship yang bekerja sama dengan Yayasan penyandang Down Syndrome. Ternyata, cikal bakal dari munculnya kegiatan ini bermula dari inisiatif deretan partner M&T setelah terinspirasi menyaksikan ajang Asian Para Games 2018 silam.

Ferinda K Fachri
Bacaan 3 Menit
Peserta program magang penyandang Down Syndrome (tengah) bersama sejumlah lawyer di Makarim & Taira S. Foto: Istimewa
Peserta program magang penyandang Down Syndrome (tengah) bersama sejumlah lawyer di Makarim & Taira S. Foto: Istimewa

Assume That I Can” atau “Asumsikan Saja Aku Bisa” menjadi tajuk dalam perayaan Hari Down Syndrom sedunia tahun ini untuk menumpas pandangan negatif terhadap penyandang Down Syndrome. Sehubungan dengan itu, firma hukum terkemuka tanah air, Makarim & Taira S. kembali mengadakan program magang bagi anak-anak Down Syndrome bekerja sama dengan Yayasan POTADS (Persatuan Orang Tua Anak Down Syndrome).

“Sejak tahun 2018 kalau tidak salah, sebenarnya kami sudah menerima program magang untuk anak-anak Down Syndrome. Tapi karena pandemi Covid-19, program ini sempat berhenti. Tahun ini kami mulai lagi dan kita masih melanjutkan sampai sekarang,” ujar Managing Partner Makarim & Taira S. (M&T) Maria Sagrado melalui sambungan telepon kepada Hukumonline, Jum'at (12/7/2024).

Baca Juga:

Usut punya usut, program internship ini merupakan inisiasi kalangan Partner M&T yang terinspirasi dari ajang Asian Para Games 2018 di Jakarta yang sempat mendulang atensi publik tanah air. Melihat kalangan difabel dan disabilitas yang berkontestasi kala itu, muncul keinginan para partner untuk memberikan kesempatan bekerja di kantor mereka.

Terlebih, mereka menyadari bahwa peraturan perundang-undangan menjamin perlindungan hak bagi kalangan disabilitas. Tepatnya, Pasal 11 huruf a UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang menyebutkan penyandang disabilitas memiliki hak memperoleh pekerjaan yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, atau swasta tanpa diskriminasi.

“Kami berpikir kesempatan bagi mereka tergolong sedikit, akhirnya kita kasih kesempatan untuk mereka. Kita (M&T) googling, sampai akhirnya menemukan Yayasan untuk Down Syndrome. Kita akhirnya mengajukan kerja sama dan mereka sangat bahagia terutama orang tua karena ada kesempatan seperti ini. Dari situ kami lihat antusias mereka, kami merasakan betul bagaimana it’s a big thing for them.”

Terlebih, para partner M&T yang setengahnya merupakan lawyer wanita merasakan simpati kepada ibu dari anak-anak penyandang Down Syndrome. “Bahkan mereka (orang tua) bertanya apakah diantara kami (partner) ada yang (anaknya) Down Syndrome, karena biasanya kan begitu. Tapi kami jawab tidak, sebenarnya tidak ada. Tapi, tiba-tiba saja kita terdorong untuk membuka kesempatan untuk Down Syndrome,” ungkapnya.

Tags:

Berita Terkait