Seperti diketahui, metodologi yang dipergunakan pada pemeringkatan tahun ini berbeda dengan tahun 2022 lalu. Dimana perusahaan atau responden survei diharuskan memberi argumentasi umum dan detail dalam menggambarkan inovasi yang dimiliki atau diterapkan dalam memenuhi kepatuhan hukum dan menunjang kinerja dari divisi legal perusahaan yang bersangkutan.
Baca Juga:
- Mengenal 'Elite List' dalam In-House Counsel Awards 2023
- Begini Metode Pemeringkatan In-House Counsel Awards 2023
Seluruh nama nominasi dinilai secara langsung oleh dewan juri hingga mendapatkan nama pemenang pada masing-masing kategori. Berdasarkan ragam argumentasi umum dan khusus yang diberikan dinilai dengan pelibatan dewan juri yang berasal dari latar belakang berbeda dari praktisi hukum hingga akademisi.
Penilaian yang dilakukan juga dilandasi oleh sistem pembobotan yang diakumulasikan guna mendapat peringkat posisi nilai tertinggi. Setidaknya terdapat 3 juri utama yang terdiri atas Dekan FH Universitas Airlangga Iman Prihandono, Co-Founder ICCA Yeni Fatmawati, dan Komisaris Utama Hukumonline Ahadi Bayu Tejo.
Selanjutnya, dilakukan 3 tahap analisis yang dilakukan atas data yang diterima. Pertama, pemetaan sektor industri pilihan responden dari 21 sektor industri. Kedua, analisis pada kuantitas jenis inovasi atau kompetensi diri. Ketiga, analisis penilaian argumentasi (data kualitatif) oleh dewan juri.
Dari penilaian yang dilakukan terdiri atas 2 aspek yakni relevansi argumentasi dengan bobot 40% dan kedalaman argumentasi dengan bobot 60%. Kedua aspek tersebut menjadi fokus utama dewan juri untuk memberikan nilai.