Ini Pandangan Pendeta HKBP Seputar Nikah Beda Agama
Berita

Ini Pandangan Pendeta HKBP Seputar Nikah Beda Agama

Bila negara menyetujui pernikahan beda agama, gereja bisa mempunyai sikap untuk menolak.

Ali/IHW/Hot-Hole/CR-17
Bacaan 2 Menit

Lebih lanjut, Jerry menjelaskan bahwa ada dua syarat pernikahan di Gereja HKBP. Pertama, sudah dibaptis (sesuatu yang sudah pasti). Kedua, sudah naik sidi atau melewati proses katekisasi. “Orang yang sudah naik sidi dianggap sudah dewasa secara Kristen. Artinya, sudah mengenal ajaran kekristenan secara matang,” jelasnya.

Begitu juga sebaliknya. Seorang akan tetap dianggap anak-anak meski sudah berusia tua bila belum melewati naik sidi ini. Ia menjelaskan proses naik sidi atau katekisasi ini meliputi pendalaman firman Tuhan dan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial.

Jerry menuturkan bahwa dua syarat ini bersifat absolut. “Karena untuk menikah tersebut butuh kedewasaan iman. Tidak hanya bagi yang mau menikah, bagi mereka yang belum mau menikah pun butuh katekisasi agar mereka semakin dewasa dalam iman kekristenannya,” tuturnya.

Dua syarat itu berlaku untuk pengantin pria dan perempuan. “Menikah tanpa kedua syarat tersebut bisa saja, tetapi pernikahan tersebut tidak diberkati oleh pendeta. Dalam budaya Batak, ada yang namanya Pasu-Pasu Raja,” katanya.

Oleh karena itu, Jerry menekankan bahwa tidak mungkin terjadi pernikahan beda agama, terutama di Gereja HKBP. Ia menuturkan bahwa hal ini bukan semata-mata mengenai pendeta yang memberkati, tetapi juga penerimaan umat terhadap pernikahan itu. Secara keimanan, lanjutnya, memang benada bahwa agama menyembah Tuhan yang satu, tetapi pemahaman tentang Ketuhanan itu berbeda-beda.

“Maka mustahil, dua orang yang berbeda agama diberkati di sebuah gereja,” ujarnya.

Lalu, bagaimana dengan pernikahan antara pemeluk Kristen dan pemeluk Katolik?

Jerry menegaskan bahwa Kristen dan Katolik juga dianggap berbeda agama. “Seorang Katolik yang mau menikah dengan yang beragama Kristen juga harus dibina dulu tentang agama Kristen Protestan. Ini karena ajarannya terkadang ada yang berbeda. Ada doktrin-doktrin yang berbeda,” jelasnya.

Namun, lanjut Jerry, untuk orang yang beragama Katolik yang belajar agama Kristen Protestan, dia tidak perlu membuat pernyataan bermaterai sebagaimana halnya bagi pemeluk agama lain. “Ini karena adanya persamaan ajaran. Perbedaan antara Kristen Protestan dengan Katolik tidak sebesar perbedaan dengan agama lain,” tambahnya.

Jerry pun tidak lupa untuk berpesan kepada para pemuda-pemudi Kristen tentang pernikahan beda agama ini. Ia menuturkan pada masa berpacaran dengan seseorang yang memiliki iman berbeda, cinta itu hanya manis di awalnya saja. Pandangan pertama itu selalu indah, tetapi ketika menjalani kehidupan, mereka akan menemukan banyak masalah-masalah yang pelik.

“Sulit untuk menghadapi masalah-masalah yang pelik jika iman mereka tidak satu,” pungkasnya.

Tags:

Berita Terkait